Berita Nunukan Terkini

Kisah Jumardi, Petani Cabai Sukses Asal Nunukan, Bisa Beli Mobil hingga Alat Pertanian Sendiri

Jumardin (47), pria asal Sulawesi Selatan yang sudah menjadi warga Jalan Sedadap, Kecamatan Nunukan Selatan jadi petani sukses berkat budidaya cabai.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Jumardin (47) petani cabai sukses di Nunukan saat ditemui tengah sibuk di kebunnya. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN -  Jumardin (47), pria asal Sulawesi Selatan yang sudah menjadi warga Jalan Sedadap, Kecamatan Nunukan Selatan termasuk petani sukses berkat budidaya cabai.

Ia sukses mengelola lahan pertanian milik mertuanya seluas 3 hektare.

Awal mulai bertani, Jumardin dibantu tiga putra dan istrinya. Mulai menanam timun, beralih ke tomat jadi cabai hingga buah melon.

"Baru dua tahun saya tanam cabai. Saya punya 2.500 pokok. Dua kali dalam seminggu saya panen. Panen raya setiap tiga bulan.

Tahun lalu saya sempat panen raya 1.800 pokok. Dapatnya 1 ton lebih," kata Jumardin kepada TribunKaltara.com saat ditemui sedang membersihkan rumput liar di sela-sela tanaman tomatnya, Jumat (24/06/2022), sore.

Baca juga: Makin Pedas, Harga Cabai Rawit di Pasar Induk Tanjung Selor Tembus Rp 160 Ribu Per kilogram

Jumardin mengaku setelah beberapa kali panen cabai, ia akan mengganti tanaman cabai dengan jagung.

Saat ini ribuan pokok tanaman cabainya diserang hama tungau dan thrips.

“Nutrisi cabai habis diserap tungau dan thrips. Daunnya jadi keriting membuatnya buahnya jadi tidak subur.

Masih bisa 50 kali panen lagi, baru saya roling dengan menanam jagung. Tunggu selama satu periode baru tanam cabai lagi," ucapnya.

Petani cabai sukses di Nunukan.

Jumardin (47) petani cabai sukses di Nunukan saat ditemui tengah sibuk di kebunnya.

TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis.

Menurutnya, cabai tetap akan dia tanam kembali mengingat harga cabai sekarang di pasaran saat ini melejit naik hingga Rp 120.000 per kg.

Sementara itu harga jual dia kepada pedagang Rp 90.000 per kg.

"Besok saya panen 2.500 pokok. Kalau panen saya kumpulnya pakai kantong plastik ukuran 15 Kg.

Kalau anak sama istri saya ikut memetik bisa sampai 2 kantong plastik. Jadi dua kali seminggu panen bisa sampai 50 Kg," ujar Jumardin.

Baca juga: Harga Cabai Melonjak, Elang Buana Sebut Kota Tarakan Sudah Swasembada Lokal, Tapi tak Mencukupi  

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved