Opini

Mitigasi Potensi Inflasi Kalimantan

Tidaklah heran jika nilai inflasi di Kalimantan adalah yang tertinggi jika dibanding Pulau-Pulau lain di Indonesia.

Editor: Sumarsono
HO
Dr. Margiono, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan. 

Namun  Kalimantan lebih dari 4,7 persen masih diatas Sumatera 4,6 persen.   

Sebagian besar kebutuhan pokok di Kalimantan dipasok dari Surabaya Jawa Timur dan Makassar dan Pare-Pare Sulawesi Selatan.

Pasokan dari kedua provinsi itu sangat menentukan ketersediaan dan tingkat harga. Jika di Jatim dan Sulsel lagi panen raya maka ketersedian akan melimpah dan harga akan menjadi lebih murah.

Jika seperti saat ini di Kedua provinsi itu memasuki musim kemarau maka, potensi harga akan cenderung naik.

Pola ekonomi seperti itu akan mengakibatkan ketergantungan pasokan dan harga.

Baca juga: Kepala KPwBI Provinsi Kaltara Tedy Optimis Inflasi 2022 Tetap Terjaga, TPID dan OPD Siap Kawal PMK

Tidaklah heran jika nilai inflasi di Kalimantan adalah yang tertinggi jika dibanding Pulau-Pulau lain di Indonesia.

Dengan struktur ekonomi pertambangannya Kalimantan juga menjadi wilayah yang memiliki lahan kritis yang sangat luas. 

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa kawasan kritis yang terbuka tidak bisa dibiarkan. Karena selain akan mengakibatkan  kerugian juga seringkali menimbulkan  bencana. 

Untuk menghindari itu,  maka harus dilakukan rehabilitasi lahan kritis. Itu dilakukan dengan melakukan penanaman kembali baik,  untuk aktivitas pertanian tanaman pangan, perkebunan atau kehutanan.

Aktifitas yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek, menengah dan panjang adalah untuk pertanian tanaman pangan.

Harga Pangan Masa Depan

Ketersediaan pangan masa depan bisa kita gunakan besarnya kredit investasi sektor pertanian. Kredit investasi sektor pertanian secara agregate di kalimantan mengalami penurunan yang tajam.

Dari 2,01 triliun pada tahun 2016, lima tahun kemudian menjadi 1,08 trilyun. Turun hampir 1 triliun atau 46,24 persen.

Pertumbuhan sektor pertanian  yang negatif, menjelaskan antusiasisme pelaku usaha sektor pertanian menurun sangat tajam.

Berbeda jauh (diametral) jika dibandingkan dengan kredit pertambangan yang tumbuh mencapai 10 trilyun lebih selama 5 tahun terakhir.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved