Berita Tarakan Terkini

Polemik PPDB Kaltara di SMAN 1 Tarakan, Orangtua Calon Peserta Didik Layangkan Protes Keras

PPDB Kaltara masih menyisakan permasalahan, orangtua calon peserta didik layangkan protes ke SMAN 1 Tarakan, Kepala Sekolah beber akar masalahnya.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com / Andi Pausiah
Pihak sekolah menyediakan fasilitas aduan bagi orangtua siswa yang ingin membuat laporan dan keluhan terkait PPDB Kaltara. (TribunKaltara.com / Andi Pausiah) 

Tapi ternyata mereka tidak mau membuat pengaduan tertulis," ungkap Wety.

Kepala SMAN 1 Tarakan, Wety Heri Murtiningrum. (TribunKaltara.com / Andi Pausiah)
Kepala SMAN 1 Tarakan, Wety Heri Murtiningrum. (TribunKaltara.com / Andi Pausiah) (TribunKaltara.com / Andi Pausiah)

Baca juga: PPDB Banyak Masalah, Wagub Kaltara Yansen TP Upayakan Cari Solusi Bersama

Pihak orangtua kekeuh menilai sekolah melakukan kesalahan.

Setelah diberi penjelasan oleh pihak sekolah, kondisi orangtua semua terlanjur emosi.

"Mereka datang ke kantor Disdikbud Kaltara Cabang Tarakan dan sama jawabannya," katanya.

Para orangtua mengeluhkan jalur zonasi tidak adil karena ada warga lain bisa masuk yang bukan warga sekitar SMAN 1 Tarakan.

Tahun lalu, warga yang bermukim di Karang Rejo dan Karang Balik dengan jarak 400 meter dan 500 meter, bisa masuk.

Tetapi tahun ini mereka tidak bisa masuk.

"Sesuai kuota kami 216 siswa diterima itu untuk jarak 395,5 meter itu jarak terjauh masuk kuota. Tahun lalu hampir 600 meter.

Makanya mereka anggap tahun lalu sama dengan tahun ini," ungkapnya.

Baca juga: DPRD Kaltara Sebut PPDB Bermasalah, Beri Usulan Solusi ke Pemprov Kaltara

Pihaknya tidak ingin memberikan janji ataupun harapan karena berdasarkan ketentuan, jarak 395,5 meter yang bisa diterima.

"Bukan wewenang dan ranah kami mengambil kebijakan tertentu.

Malam sebelum pendaftaran saya sudah menghubungi Polsek dan meminta pengamanan jika terjadi hal tidak diinginkan karena dikhawatirkan orangtua emosi," tuturnya.

Wety menyesalkan emosi orangtua calon siswa yang meluap.

Bahkan ada orangtua yang datang ke sekolah berbuat anarkis dan berteriak mengompori agar membakar sekolah.

"Disampaikan warga yang protes jika mengikuti anjuran membuat laporan surat bisa membuat bermusuhan dengan tetangga.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved