Berita Malinau Terkini
Progres Imunisasi Campak Rubella di Malinau 61,6 Persen, Capaian BIAN di Wilayah Terpencil Minim
pemerintah secara nasional telah memprogramkan imunisasi anak nasional secara serentak, salah satunya imunisasi campak rubela di Malinaau.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Pelaksanaan bulan imunisasi anak nasional atau BIAN di Malinau dilaksanakan mulai Mei 2022 lalu.
Sekira 2 bulan berlalu, progres program serentak nasional imunisasi campak rubella melalui BIAN telah terealisasi 61,6 persen.
Data Manual Dinas Kesehatan PPKB Malinau, jumlah target imunisasi Campak Rubella di Malinau adalah 15.812 sasaran. Saat ini telah terealisasi sebanyak 9.746 sasaran.
Baca juga: Dinkes Tarakan Lakukan Imunisasi Campak & Rubela pada Anak, Selama Pandemi 4 Kelurahan Capai Target
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan PPKB Malinau, Abd Djaya Nazar menerangkan pihaknya menargetkan 100 persen target tercapai Agustus 2022 mendatang.
"Kegiatan sudah dimulai sejak Mei 2022. Data manual kita sampai sekarang sudah mencapai 61 persen. Kita upayakan agar Agustus bisa tuntas," ujarnya, Kamis (14/7/2022).
Baca juga: Imunisasi Measles Rubella Sempat Terkendala, Dinkes Bulungan Target 34.882 Anak Diimunisasi MR
Hasil evaluasi Bidang P2P Dinas Kesehatan PPKB Malinau, capaian di sejumlah daerah khususnya wilayah terluar masih minim.
Hal tersebut kata Djaya diakibatkan karena jangkauan dan akses yang sulit ke Puskesmas di wilayah terluar dan pedalaman Malinau.

Ada beberapa penyebab progres imunisasi Campak Rubella terkendala. Diantaranya, kendala akses dan transportasi, data kependudukan, hingga ketercukupan anggaran.
"Sampai Juli 2022 ini, baru 61 persen. Ada beberapa kendala yang dialami petugas di lapangan. Khususnya wilayah yang jauh, biaya perjalanan tinggi. Ada juga NIK pada anak, karena data imunisasi ini terintegrasi secara daring," katanya.
Baca juga: Bulan Imunisasi Anak Nasional Bakal Sasar 34 Ribu Anak di Bulungan Kalimantan Utara
Mau tak mau, petugas harus mengejar keterlambatan khususnya untuk sejumlah Puskesmas di wilayah terluar yang masih belum mencapai angka 80 persen hingga Juli 2022 mendatang.
(*)
Penulis : Mohammad Supri