Berita Malinau Terkini
Sudah Satu Bulan Pengendara Ini Sulit Cari Solar, Sekali Dapat Harga Capai Rp 13 rRbu Per Liter
Meskipun harga Rp 13 ribu perliter, pengendara rela antre panjang di stasiun pengisian di Kabupaten Malinau untuk dapatkan BBM jenis solar.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Antrean kendaraan mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) terpantau panjang di sebuah Stasiun Pengisian di Malinau Utara pagi ini, Rabu (27/7/2022).
Fenomena ini seolah menjadi hal yang rutin terjadi hampir setiap pagi di sejumlah wilayah Kabupaten Malinau.
Terakhir, kelangkaan BBM jenis Solar kembali dikeluhkan pengguna kendaraan bermotor.
Baca juga: Masyarakat Kesulitan Dapat BBM Jenis Solar, Pemkab Malinau Ajukan Tambahan Kuota
Pantauan TribunKaltara.com, persediaan solar saat ini tampak mulai tersedia di tingkat pengecer. Namun harganya melambung tinggi, mencapai Rp 13-14 ribu per liter.
Seorang Sopir Truk Kelapa Sawit, Amad Gosali menerangkan petani sawit adalah satu dari sekian pihak yang paling merasakan kondisi tersebut.
Di tengah harga sawit yang masih belum pulih, kelangkaan Solar menambah beban yang harus ditanggung petani.
Baca juga: Periksa Stok BBM, Bagian Perekonomian dan SDA Beber Dua Faktor Penyebab Kelangkaan Solar di Malinau
"Sudah lama, sebulan lebih begini susah solar. Kadang ada kadang tidak ada. Kami ini paling menderita, Pabrik sawit sini tutup jadi buah harus bawa ke sebelah (Nunukan).
Pas susahnya dapat, eceran itu sampai Rp 13 ribu satu liter, itu untung kalau dapat. Baru buah sawit turun," ujarnya saat ditemui di Malinau Utara, Rabu (27/7/2022).
Gosali mengakui sebagai masyarakat umum dirinya tak tau menahu soal BBM bersubsidi jenis Bio Solar dan Solar Industri.

"Nda tau kami, itu subsidi apa industri, kami mana paham. Tapi, kita sopir-sopir minta tolong, supaya pemerintah bantulah. Kalau kita punya stok ada, kenapa sekarang susah?," tanya Gosali.
Permasalahan distribusi BBM bersubsidi kerap terjadi di Malinau. Pengguna kendaraan bermotor sulit membedakan mana BBM bersubsidi dan peruntukan industri.
Baca juga: Bahas Soal Stok dan Kelangkaan Solar, Komisi II DPRD Malinau Bakal Agendakan Pertemuan
"Ini masalahnya sudah lama sebenarnya. Kita juga di Malinau belum punya SPBU, cuma APMS saja setauku. Nah, kalau di pengisian resmi itu ada saja, tapi sering kehabisan minyak kita," ujar pengemudi lain, Markus.
Markus juga meminta agar Pemerintah Kabupaten Malinau memeriksa berkala distribusi BBM di Malinau. Mengingat BBM juga mempengaruhi kelancaran stok bahan pokok daerah.
"Kalau susah BBM, pasti semua barang naik. Macam solar ini, kalau sulit didapat pasti harga barang di pasar itu naik. Karena kita banyakan ambil barang dari luar. Kalau bisa diceklah, karena banyak yang bilang di bawa ke luar BBM kita," katanya.
Baca juga: Solar Langka di Kabupaten Tana Tidung, Bupati Ibrahim Ali Panggil Pemilik APMS
Masyarakat meminta agar Pemerintah Kabupaten Malinau mengawal distribusi BBM bersubsidi di Malinau. Karena, kerap kali stasiun pengisian kehabisan stok karena permintaan yang tinggi.
(*)
Penulis : Mohammad Supri