Berita Nunukan Terkini

Derita Cerebral Palsy dan Epilepsi, Anak Remaja ini Terbaring Lemah di Ruang PICU RSUD Nunukan

Derita cerebral palsy dan epilepsi, anak remaja ini terbaring lemah di ruang PICU RSUD Nunukan, 3 tahun derita penyakit itu tak bisa bicara dan lumpuh

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Lisda sedang memberikan obat kepada Novel yang terbaring lemah di ruang PICU RSUD Nunukan, Senin (22/08/2022), siang. 

"Dokter saraf di Tarakan tawarkan obat tapi tidak ditanggung BPJS. Dicobain 1 botol setelah itu bisa mendengar kalau dipanggil orang. Tapi 1 botol harganya Rp1.500.000. Saya tidak mampu," ujarnya.

Akhirnya Novel dibawa berobat alternatif ke Samarinda, Kalimantan Timur.

Meski belum terlalu membaik, namun karena tak ada biaya lagi untuk kebutuhan hidup selama di Samarinda, Lisda membawa pulang Novel ke bapaknya di Malinau.

Baca juga: Akan Tambah Dua Unit Truk Lagi, DLH Nunukan Akui tak Maksimal Mengangkut Sampah di TPS, Ini Sebabnya

"Tak berapa lama bapaknya telepon saya, bilang tidak sanggup jaga Novel karena mau kerja. Jadi kami sepakat Novel dan dua adiknya ikut sama saya. Sedangkan tiga anak saya tetap sama bapaknya di Malinau," tutur Lisda.

Jadi Tulang Punggung Keluarga dari Hasil Mabettang

Lisda lalu memutuskan untuk mencari nafkah ke Nunukan dengan membawa bersama Novel dan dua adiknya.

Ia menyebut sudah 2 tahun lebih tinggal ngekost di Nunukan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Lisda pergi mabetang (mengikat rumput laut) di Mamolo.

"Saya turun kerja pukul 10.00 Wita kadang siang, karena harus masak dulu, beri makan Novel dan adiknya. Apalagi novel harus disuap dan itu bisa berjam-jam. Untungnya lokasi mabetang dekat dari kost," ungkap Lisda sembari meneteskan air mata.

Dari hasil mabetang, Lisda hanya bisa membawa pulang uang paling banyak Rp98.000 tiap harinya. Harga satu tali beber Lisda sebesar Rp14.000.

Sementara dengan kondisi Lisda yang harus mengurus anak-anaknya, ia hanya bisa mendapat paling banyak 7 tali setiap harinya.

Bagi Lisda pendapatan dari hasil mabetang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari. Belum lagi harus membayar uang kost sebesar Rp500.000 per bulan.

"Kalau saya turun mabetang dari pagi sampai sore bisa dapat 10 tali. Tapi kan saya harus urus Novel. Novel itu pakai popok sehari bisa 3 kali ganti. Saya hanya bisa beli per biji Rp15.000. Belum lagi uang kost. Pemiliknya mau naikkan harga sewa jadi Rp900.000. Tapi saya minta tolong biar tetap harganya Rp500.000," imbuhnya.

Novel Harus Dirujuk ke Tarakan

Lisda menyampaikan Novel masuk ke Ruang PICU RSUD Nunukan pada pukul 19.00 Wita tadi malam.

Dari keterangan dokter, kata Lisda Novel harus dirujuk ke Tarakan untuk mendapat perawatan intensif.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved