Berita Nunukan Terkini

Zelvisya Siswi SMAN 1 Nunukan Raih Juara I Lomba Bercerita, Angkat Cerita Rakyat Dulun Sebuku

Zelvisya Sayutri (17), pelajar SMAN 1 Nunukan meraih juara I lomba bercerita tingkat SMA dalam rangka HUT ke-23 Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
Zelvisya Sayutri pelajar SMAN 1 Nunukan saat tampil dalam lomba bercerita di Paras Perbatasan, Kamis (14/10/2022). 

Dia berharap kepada pemerintah daerah agar lomba bercerita menjadi agenda rutin setiap tahunnya, sehingga literasi di perbatasan dapat meningkat.

Tak hanya itu, melalui lomba bercerita ia berharap masyarakat di Kabupaten Nunukan bisa memahami cerita rakyat yang ada di daerahnya.

"Jangan sekali-kali melupakan sejarah seperti kata Bung Karno. Rajinlah membaca itu kunci utama karena hanya dengan baca kita bisa tahu," ungkapnya.

Zalvisya Juara Lomba Cerita Nunukan 01 14102022
Zelvisya Sayutri seorang pelajar dari SMAN 1 Nunukan saat tampil dalam lomba bercerita di Paras Perbatasan, Kamis (14/10/2022).

Cerita Singkat Tentang Asal Mula Dulun Sebuku (sumber Zelvisya Sayutri)

Cerita rakyat ini berkembang di kalangan suku Tidung, utamanya wilayah Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan.

Dalam kisah asal mula Dulun Sebuku, ada seorang pria bernama Yaki Bentawol.

Konon saat itu, Yaki Bentawol bersama dengan keenam saudaranya pergi berburu di hutan. Namun dalam perjalanan, ia terpisah dari saudara-saudaranya itu.

Dalam perjalanan di tengah hutan, Yaki Bentawol melihat ada 7 bidadari yang sedang mandi di sungai.

Baca juga: Cerita Sertu Albana dari Atlet Karate hingga Menjadi Prajurit Satgas Pamtas RI-Malaysia

Ia lalu mencuri selendang satu diantara 7 bidadari yang sedang mandi di sungai. Sehingga bidadari tersebut tidak bisa kembali ke kahyangan.

Akhirnya Yaki Bentawol menikahi bidadari bernama Puteri yang telah diambil selendangnya itu, sampai akhirnya memiliki seorang anak.

Singkat cerita, pada suatu acara adat hari ke-7 orang tua Yaki Bentawol meminta kepadanya untuk mengizinkan istrinya menari.

Karena Yaki Bentawol dalam keadaan lelah dan setengah sadar ia akhirnya mengizinkan Puteri menari.

Tanpa pikir panjang, orang tua Yaki Bentawol mengambil selendang yang selama ini disembunyikan oleh Yaki Bentawol.

Saat tabuhan gong mulai dibunyikan suatu keajaiban terjadi. Tabuhan gong itu berubah menjadi alunan melodi yang indah.

Kemudian semakin lama sang istri menari kakinya terangkat hingga tak menyentuh tanah.

Baca juga: Cerita Endang Sunarsih, Perjuangan Pulang ke Tanah Air, Merasa Ditipu hingga Paspor Ditahan Majikan

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved