Berita Tarakan Terkini

Inflasi Kaltara Tercatat 4,11 Persen Lebih Rendah dari Nasional, Fokus Suplai Pasokan Pangan Kaltara

Dua daerah penyumbang Indeks Harga Konsumen atau IHK di Kalimantan Utara adalah Tarakan dan Tanjung Selor.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Momen panen cabai usai kegiatan tanam bibit pada program GNPIP kick off pada 25 September 2022 lalu oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Utara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar 0,06 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,04 persen.

Diketahui, dua kota penyumbang IHK Kalimantan Utara yaitu Tarakan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,16 persn dan Tanjung Selor mengalami inflasi sebesar 0,32 persen.

Ini disampaikan Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Tedy Arief Budiman dalam rilisnya. Adapun dilanjutkan Tedy, penurunan tekanan inflasi periode Oktober 2022 terutama bersumber dari deflasi pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan penurunan tekanan inflasi Kelompok Transportasi.

Baca juga: Bank Indonesia Meyakini Negara Bebas dari Resesi Tahun 2023, Inflasi Lebih Diberi Atensi

“Itu seiring peningkatan pasokan di beberapa komoditas pangan strategis serta normalisasi dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan pada September lalu,” beber Tedy.

Penurunan tekanan inflasi di Kalimantan Utara Ini juga sejalan dengan berjalannya berbagai program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi berserta Kabupaten dan Kota Kalimantan Utara, khususnya pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang memfokuskan pada langkah-langkah dari sisi suplai untuk memenuhi pasokan pangan strategis di wilayah Kalimantan Utara.

Lebih jauh ia menjelaskan, inflasi IHK Kalimantan Utara secara tahunan sebesar 6,06 persen lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 6,64 persen secara year on year. Bank Indonesia memandang inflasi akan lebih rendah dibanding dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3,01 persen.

Baca juga: 3.216 KPM Terdampak Inflasi di Nunukan Menerima Bantuan Sosial Tunai, Berikut Jadwal Pengambilannya

“ Bank Indonesia, senantiasa bersinergi dengan pemerintah daerah dan mitra strategis lainnya untuk menjaga kestabilan harga sehingga mendukung daya beli masyarakat dan turut mendorong pemulihan ekonomi,” paparnya.

Dalam hal ini lanjutnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar minus 0,67 persen lebih rendah dari periode sebelumnya yang sebesar minus 0,20 persen. Deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan oleh deflasi pada beberapa komoditas, terutama pada telur ayam ras minus 0,06 persen, daging ayam ras minus 0,06 persen, bawang merah minus 0,05 persen, dan ikan bandeng minus 0,02 persen.

“ Deflasi tersebut diakibatkan karena kebutuhan live bird di tingkat peternak yang telah terpenuhi seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat,” ujarnya.

Panen cabai 01 03112022
Momen panen cabai usai kegiatan tanam bibit pada program GNPIP kick off pada 25 September 2022 lalu oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara.

Kondisi kebutuhan Day Old Chicken (DOC) yang telah terpenuhi ini telah diperkirakan sebelumnya seiring dengan diberhentikannya kewajiban untuk melakukan culling dan Cutting Hatched Egg (HE) sehingga mengakibatkan populasi ayam ras meningkat.

“Selain itu, penurunan inflasi pada kelompok ini juga didukung oleh peningkatan stok hortikultura khususnya bawang merah seiring panen raya hortikultura diberbagai daerah produsen,” paparnya.

Penurunan tekanan Inflasi pada Kelompok Transportasi dari yang sebelumnya 8,10 persen menjadi 0,66 persen dipengaruhi oleh normalisasi first round effect penyesuaian harga BBM bersubsidi pada awal September yang lalu.

Baca juga: Sopir Angkot Hingga Pengojek di Malinau Dapat Bantuan Tunai, Dibagikan Sekali Redam Dampak Inflasi

“Penurunan dimaksud terjadi terutama pada komoditas bensin yang juga mengalami penurunan tekanan inflasi dari 0,94 persen, pada bulan lalu, menjadi 0,06 persen,” sebutnya.

Di sisi lain, lanjutnya, Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga berkontribusi 0,04 persen mengalami peningkatan tekanan inflasi sebesar 0,79 persen.

“ Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh komponen sabun detergent yang mengalami inflasi sebesar 0,04 persen pada bulan Oktober 2022. Dengan perkembangan tersebut, maka inflasi Provinsi Kalimantan Utara secara kumulatif dari Januari sampai Oktober 2022, mengalami inflasi sebesar 4,11 persen atau lebih rendah dibandingkan nasional yang sebesar 4,73 persen,” ungkapnya.

Baca juga: Langkah Penting Pemerintah Waspadai Risiko Resesi, Kendalikan Inflasi Hingga Jaminan Pasokan Pangan

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved