Hikmah Ramadhan

Puasa yang Sebenar-sebenarnya di Bulan Suci Ramadhan 

BANYAK ayat Al Quran yang menunjukkan kata penegasan atau penguatan sehingga berarti lebih dari hal yang biasa, atau yang berarti yang sebenarnya

Editor: Sumarsono
HO
Syamsi Sarman, SPd, Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Kaltara 

Oleh: H Syamsi Sarman, Wakil Ketua MUI Kalimantan Utara

TRIBUNKALTARA.COM - BANYAK ayat Al Quran yang menunjukkan kata penegasan atau penguatan sehingga berarti lebih dari hal yang biasa, atau yang berarti yang sebenar-benarnya.

Misalnya pada ayat "ittaqillaha haqqotu qootihi" (bertaqwalah dengan sebenar-benarnya taqwa) QS: Ali Imron: 102.

Pada ayat "ulaaika humul mu'minuuna haqqa" (merekalah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya/ orang yang benar-benar beriman) QS: Al Anfal: 2-4.

Bukan sekadar taqwa atau bukan sekadar beriman. Tapi beriman dan bertaqwa yang sebenar-benarnya.

Ada juga penguatan atau penekanan dalam bentuk pengulangan kata, seperti bertaqwalah .... bertaqwalah (QS: Al Hasyr : 18).

Atau "yaa ayyuhalladzina aamanushbiru washobiru" (wahai orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu ..) QS: Ali Imron: 200.

Baca juga: Menjaga Perkataan dan Perbuatan di Bulan Suci Ramadhan

Ayat-ayat tersebut bisa memberikan pelajaran agar segala  ibadah Ramadhan yang kita lakukan jangan hanya sekadar kebiasaan atau rutinitas belaka.

Bukan sekadar puasa dengan menahan makan dan minum, bukan sekadar tarawih menggerakkan badan untuk ruku sujud hingga puluhan rakaat.

Bukan tadarus sekadar membunyikan huruf-huruf hijaiyah dan juga bukan sekadar bersedekah untuk menunjukkan status sosial agar dikatakan dermawan.

Tapi kita harus mampu melakukan puasa yang sebenar-benarnya, tarawih dan tadarus yang sebenar-benarnya.

Demikian juga bersedekah yang benar dan benar-benar bersedekah, dan seterusnya. Sebagai ilustrasi kalau kita ingin mengecat rumah dengan warna putih misalnya.

Baca juga: Ramadhan 1444 H, Intip Bacaan Niat dan Waktu Pembayaran Zakat Fitrah, Umat Muslim Perlu Ketahui

Maka untuk menghasilkan warna yang berkualitas dan tahan lama tentu tidak bisa asal sekadar cat.

Dibutuhkan cat yang berkualitas agar putihnya bercahaya, tidak melengket di baju, tidak mudah pudar apalagi terkelupas.

Lebih berkualitas lagi karena terbukti tahan lama dan mudah dihapus jika terkena noda.

Tentunya diikuti dengan konsekuensi harga cat yang mahal dan teknik pengecatan oleh tukang yang ahli.

Begitulah Ramadhan yang kita inginkan.

Nilai-nilai yang diraih dari buah puasa, tarawih, tadarus, sedekah dan lain-lain, harus mampu membuktikan kualitas iman dan taqwa serta memberikan keindahan terhadap akhlaq seseorang. 

Nilai-nilainya mampu bertahan lama, tidak lantas hilang bersamaan dengan berakhirnya Ramadhan.

Baca juga: Kumpulan Pantun Ramadhan Anak-anak, Ajarkan si Kecil untuk Berlatih Puasa Sejak Dini

Tidak gampang tergoda dan ternoda bahkan sampai bertemu kembali dengan Ramadhan berikutnya.

Untuk meraih kualitas Ramadhan seperti itu tentu tidak bisa dengan puasa biasa-biasa saja.

Tidak bisa dengan sekedar rutinitas tarawih dan tadarus. 

Dan konsekuensinyapun adalah harus dilakukan dengan beramal yang lebih serius, dengan donasi yang lebih besar, demi menghasilkan Ramadhan yang lebih kualitas. ***

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

BERSAMA RAMADAN DI ERA DIGITAL

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved