Berita Daerah Terkini

Kisah Nurisa Mahasiswa Kaltim Kuliah di Sudan, Kampus Jadi Tempat Perang, Khawatir Peluru Nyasar

Kisah Nurisa Wahyu, mahasiswa asal Kaltim yang kuliah di Sudan, sebuah negara di Afrika yang tengah dilanda perang saudara.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Nurisa Wahyu (24), mahasiswa asal Samarinda, Kaltim mengisahkan situasi di Ibu Kota Khartoum, Sudan selama perang saudara berlangsung sejak 15 April 2023 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Kisah Nurisa Wahyu, mahasiswa asal Kaltim yang kuliah di Sudan, sebuah negara di Afrika yang tengah dilanda perang saudara.

Nurisa Wahyu (24), mahasiswa asal Samarinda, Kaltim mengisahkan situasi di Ibu Kota Khartoum, Sudan selama perang saudara berlangsung sejak 15 April 2023 hingga bisa dievakuasi ke Indonesia.

Menurut Nurisa Wahyu, mahasiswa International University of Africa jurusan Al Quran Tafsir ini membeberkan situasi selama perang konflik di Sudan tersebut terasa mencekam.

"Kampus kami International University of Africa malah jadi tempat perang konflik Sudan. Soalnya kelompok pemberontak sembunyi di kampus kita," bebernya kepada TribunKaltim.co, saat tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan, Jumat (5/5/2023).

"Sebenarnya sempat khawatir karena ada sedikit peluru nyasar. Tapi alhamdulillah, karena kebetulan kita sebagai orang azami (orang luar daerah Sudan) jadi mereka tidak menyerang kita," imbuhnya.

Baca juga: Suasana Haru saat 6 Mahasiswa Kaltim yang Dievakuasi dari Sudan Bertemu Keluarga di Balikpapan

Nurisa Wahyu menguraikan kronologi sebelum pulang ke Indonesia, ia bersama mahasiswa lainnya dikumpulkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia .

"Kita dikumpulkan dari asrama satu ke asrama lain, pokoknya semua Universitas dikumpulkan di satu titik.

Yang kemudian kita berangkat dari Ibu Kota Khortum, pergi ke daerah aman yakni Porsudan selama 12 jam," jelasnya.

"Sampai sana (Porsudan), kita naik pesawat ke Jeddah dan menunggu 2 hari, baru ke Jakarta dimasukkan ke Asrama Haji.

Enam mahasiswa Kalimantan Timur ( Kaltim ) yang dievakuasi dari daerah konflik Sudan, akhirnya tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan, Jumat (5/5/2023).
Enam mahasiswa Kalimantan Timur ( Kaltim ) yang dievakuasi dari daerah konflik Sudan, akhirnya tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Balikpapan, Jumat (5/5/2023). (Tribun Kaltim)

Selama 3 hari di Asrama Haji, kemudian kita dijemput oleh Pemda Kaltim dan berangkat ke Balikpapan," terangnya.

Dari proses evakuasi tersebut, Nurisa Wahyu mengaku bersyukur karena secara keseluruhan dibiayai oleh Pemerintah.

"Alhamdulillah saat sudah tiba di Balikpapan perasaan jadi senang. Walaupun agak sedih juga, karena sudah semester 7 sebentar lagi mau lulus tapi ada konflik," tuturnya.

"Rencana ke depan InsyaAllah sambil menunggu, sambil terus belajar. Kalau masih ada jalan menuju ke Sudan, saya masih mau tetap kesana," pungkasnya.

Sempat Terisolasi dan Kesulitan Makanan

Sebelum berhasil di evakuasi, salah satu mahasiswa Sudan asal Babulu, Penajam Paser Utara, Kaltim mengaku sempat terisolasi.

Mahasiswa bernama M Burhanudin Robbani mengaku terisolasi beberapa waktu, akibat kecamuk perang yang terjadi.

Baca juga: Berikut Enam Mahasiswa dari Kaltim dan Kaltara Dievakuasi dari Sudan yang Dilanda Perang Saudara

Dirinya tinggal di ibu kota Khartoum, Sudan, salah satu daerah yang menjadi pusat terjadinya konflik.

Proses evakuasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah Indonesia, kata dia harus menunggu suasana kondusif.

"Iyaa sempat terisolasi karena evakuasi menunggu keadaan kondusif terlebih dahulu," ungkapnya pada Jumat (5/5/2023).

Selain sempat terisolasi, ia dan mahasiswa lainnya juga mengalami berbagai kesulitan mendapatkan makanan.

Seperti kesulitan mendapatkan mendapatkan air minum, kelangkaan bahan pokok, serta harga makanan yang mahal.

Tidak hanya itu, air bersih di tempat ia tinggal kerap kali tidak mengalir, hingga listrik dan jaringan internet yang padam.

Baca juga: Kisah Nila, Pelajar Indonesia di Sudan Dievakuasi karena Perang, Terbiasa Lihat Perang Dadakan

"Bahan pokok mahal dan langka, air minum juga langka, internet sempat down," sambungnya.

Sebelumya di ketahui, ada dua mahasiswa Sudan yang berasal dari Penajam Paser Utara, selain M Burhanudin Robbani juga ada Ahmad Rauf.

Mereka sama-sama menempuh pendidikan sarjana di Internasional University of Africa Sudan.

M Burhanudin Robbani telah lebih dulu tiba di tanah air dan kembali berkumpul dengan keluarganya di Kecamatan Babulu. Sementara Ahmad Rauf baru tiba hari ini di Benuo Taka.

(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved