Seluk Beluk Suku Punan Batu

Siapa Suku Punan Batu? Mengenal Pemburu Peramu Terakhir di Kalimantan

Penjelasan tentang Suku Punan Batu, pemburu peramu terakhir di hutan Kalimantan, mulai dari Bahasa Latala, hingga sistem sosial dan kepercayaannya.

TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi
Suku Punan Batu saat tinggal di pondok sederhana (Leppo) di Hutan Sajau, Bulungan, Kaltara. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi) 

Bahasa Kuno Latala

Tak hanya secara genetika, bukti bahwa Suku Punan Batu mewarisi budaya leluhur yang lebih tua dapat terekam lewat Bahasa Latala.

Diketahui Suku Punan Batu menggunakan Bahasa Latala dengan cara disenandungkan saat menjalankan ritual atau merapalkan doa.

Bahasa Latala berbeda dengan Bahasa Punan yang merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh Suku Punan Batu.

"Tuturan Bahasa Punan itu masuk dalam rumpun Austronesia, tetapi Bahasa Latala itu bahasa yang cukup berbeda. Karena bukan rumpun bahasa Austronesia atau Austroasiatik.

Latala itu hanya dituturkan di sini sehingga dapat dikatakan kuno jika melihat umur genetika Suku Punan Batu yang juga kuno," ujarnya.

Namun bahasa kuno itu mulai terancam punah. Alasannya jumlah penutur Bahasa Latala semakin menyusut seiring dengan mulai enggannya generasi muda Suku Punan Batu untuk mempelajari Bahasa Latala.

Hal itu pun diakui oleh Bodon, salah seorang tetua Suku Punan Batu yang mempelajari Bahasa Latala dari orang tuanya.

Menurut Bodon dirinya kini tak lagi meneruskan pengetahuan tersebut karena rendahnya keinginan belajar Bahasa Latala dari generasi muda Suku Punan Batu.

"Anak-anak sekarang tidak ada yang belajar Bahasa Latala, hanya orang-orang tua saja, itupun juga tidak semua," keluh Bodon.

Onget tengah beristirahat di Liang (Goa) Nyahut-Nyahut, Gunung Batu Benau, Bulungan, Kaltara. Suku Punan Batu tinggal secara nomaden mereka hidup berpindah dari satu Liang ke Liang lain.
Onget tengah beristirahat di Liang (Goa) Nyahut-Nyahut, Gunung Batu Benau, Bulungan, Kaltara. Suku Punan Batu tinggal secara nomaden mereka hidup berpindah dari satu Liang ke Liang lain. (TribunKaltara.com/Maulana Ilhami Fawdi)

Baca juga: Ketika Hutan tak Lagi Menjanjikan Bahan Makanan Bagi Suku Punan Batu, Ubi dan Lalihi Sulit Dicari

Sistem Sosial dan Kepercayaan

Studi Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menunjukan Suku Punan Batu merupakan masyarakat yang relatif egaliter. Tidak ada stratifikasi sosial yang ajeg dalam sistem sosial Suku Punan Batu.

Jika terdapat persoalan di antara kelompok keluarga Suku Punan Batu maka diselesaikan dengan cara musyawarah antarkelompok keluarga dengan melibatkan tokoh orang tua dari Suku Punan Batu.

Selain itu Suku Punan Batu juga memiliki kepercayaan terkait pantangan.

Pantangan tersebut beragam dan mengatur kehidupan sosial Suku Punan Batu, utamanya di saat mencari binatang ataupun makanan di hutan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved