Berita Daerah Terkini

Balita Positif Sabu Diobservasi Libatkan Beberapa Dokter, Efeknya ke Saraf jika tak Segera Ditangani

Bocah balita di Samarinda yang positif sabu kini menjalani observasi di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda melibatkan beberapa dokter.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2A) Samarinda, Senin (12/6/2023) kemarin, mengunjungi N dan ibunya di rumahnya. 

TRIBUNKALTARA.COM, SAMARINDA – Bocah balita di Samarinda yang positif sabu kini menjalani observasi di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda melibatkan beberapa dokter, termasuk dokter spesialis.

Meski sudah mulai terlihat pulih, namun N, balita laki-laki yang positif narkoba setelah meminum air bercampur sabu dari tetangganya dipantau Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah, Samarinda.

Mulai Senin (12/6/2023) petang kemarin N didampingi ibunya masuk ke tempat rehabilitasi narkoba yang berada di Jalan Samarinda-Bontang, Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara.

Kepala Balai Rehabilitasi Tanah Merah, Samarinda, Kombes Pol Sutarso kepada media di Samarinda, Selasa (13/6/2023) menjelaskan, saat ini telah dibentuk tim untuk menangani balita N yang positif zat Metamfetamin.

Tim itu terdiri dari beberapa dokter ahli dan spesialis, termasuk Dokter Gigi.

Dikemukakan, dokter umum yang akan mengobservasi kondisi tubuh secara umum.

Baca juga: Balita di Samarinda Korban Minum Air Bercampur Sabu akan Direhabilitasi, Kondisinya Mulai Membaik

Lalu ada Dokter Gigi, karena zat Metamfetamin memiliki tingkat keasaman yang begitu tinggi yang dapat merusak gusi dan gigi.

"Kita akan observasi gigi si balita ini. Karena jika tidak segera ditangani, nanti gusi akan terinveksi bakteri dan virus.

Setelah merusak gigi, dia masuk mengganggu syaraf pusat," bebernya.

Kemudian ada tim perawat yang akan siap menjaga selama 24 jam memantau kondisi balita N secara terus menerus.

Meski secara fisik terlihat sehat, namun tidak dengan psikologis si anak.

balai rehak samarinda
Bocah balita di Samarinda yang positif sabu kini menjalani observasi di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda melibatkan beberapa dokter, termasuk dokter spesialis.

"Metamfetamin ini efeknya ke susunan syaraf otak. Mempengaruhi dopamin. Makanya dampaknya ke emosi, susah tidur ataupun makan," paparnya.

Lalu ada pula psikologis klinis untuk mengobservasi apakah berpengaruh kepada kecerdasan.

Menurut Kombes Pol Sutarso, kasus balita positif atau terpapar sabu baru pertama kali terjadi di Kalimantan Timur.

"Metamfetamin ini merusak otak. Dan balita ini pertumbuhan biologis dan syaraf pusatnya masih belum sempurna. Makanya perlu diperhatikan sungguh-sungguh," beber Kombes Pol Sutarso.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved