Berita Daerah Terkini
Balita Positif Sabu Diobservasi Libatkan Beberapa Dokter, Efeknya ke Saraf jika tak Segera Ditangani
Bocah balita di Samarinda yang positif sabu kini menjalani observasi di Balai Rehabilitasi BNN Samarinda melibatkan beberapa dokter.
Ada juga spesialis gizi. Orang yang terkontaminasi narkotika harus mendapatkan asupan makanan yang sehat, memadai dan tepat guna mempercepat proses penyembuhan.
Baca juga: Balita Dicekoki Air Sabu Tetangganya Segera Direhabilitasi, Polresta Samarinda Tahan Dua Pelaku
Kemudian akan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui apakah balita tersebut memiliki riwayat penyakit yang memerlukan penanganan khusus.
Selain untuk N, Balai Rehabilitasi juga akan menghadirkan konselor adiksi untuk mendampingi orangtua yang memerlukan penguatan mental.
Dan, edukasi agar dapat memberikan didikan dan intervensi yang tepat kepada balita tersebut.
"Itu adalah tindakan awal yang kami lakukan. Jika dalam perkembangan observasi ada hal terkait trauma atau hal lain dapat kami berikan rujukan sesuai kondisi yang ada," imbuhnya.
Baca juga: Heboh! Balita di Samarinda Diberi Minum Air Bercampur Sabu, Polisi Periksa 3 Orang, Satu Tersangka
Disinggung mengenai berapa lama waktu rehabilitasi, dikatakannya masih belum dapat dipastikan.
Namun pemulihan setiap individu itu berbeda. Karena tergantung dari ketahanan fisik, zat yang dipakai dan lama penggunaan.
Ia memberi contoh gambaran, biasanya orang dewasa yang sudah lama menggunakan narkotika memerlukan waktu dua tahun untuk pelepasan.
Itupun dipengaruhi beberapa faktor pendukung seperti keluarga, komunitas, layanan kesehatan yang diberikan secara disiplin dan masyarakat yang dapat menerima kembali.
"Kalau dalam kasus adik ini (N) yang baru sekali kemungkinan faktor risikonya ringan.
Tapi berapa lama dan apakah bisa pulih kembali akan kita lihat perkembangannya dan juga ditentukan dari faktor pendukung tadi," jelasnya.
Baca juga: Balita di Samarinda Positif Sabu, Bocah Ogah Makan Minum dan Tidur 2 Hari, Dokter Wanti-wanti Ini
Kombes Pol Sutarso juga menekankan bahwa pendampingan dan pemantauan tidak hanya dilakukan selama balita itu berada di balai rehabilitasi.
Mereka akan terus melakukan pemantauan meski nantinya N sudah kembali ke lingkungan sosialnya.
"Kami akan pantau tingkat pemulihannya. Kita juga menghindari stigma (penolakan) masyarakat. Karena tidak dipungkiri itu masih ada.
Jadi kita pantau jangan sampai karena stigma itu ibu dan anaknya mengalami trauma kembali," pungkasnya.
(*)
Liputan: Rita Lavenia
Baca juga berita Tribun Kaltara menarik lainnya di Google News
Isu Beras Plastik Menyebar, Warga Balikpapan Katim Marah dan Takut, Minta Pemerintah Turun Tangan |
![]() |
---|
Beras Premium Minim di Balikpapan, Mentan Amran Lapor ke Polri dan Kejagung Soal Dugaan Mafia |
![]() |
---|
Nekat Bawa Sajam ke Markas Polisi di PPU Kaltim, Pria Asal Penajam dan Sebilah Badik Diamankan |
![]() |
---|
Diduga Sakit Hati, Cekcok Pria di Babulu PPU Kaltim Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Amankan Sajam |
![]() |
---|
Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.