Berita Daerah Terkini
Wakil Ketua Komisi X Hetifah Ingin Unikarta Buka Prodi Bahasa Kutai, Tetap Lestari saat IKN Hadir
Seiring dengan hadirnya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur diharapkan bahasa lokal, seperti Bahasa Kutai lestari.
TRIBUNKALTARA.COM – Seiring dengan hadirnya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur diharapkan bahasa lokal (daerah), seperti Bahasa Kutai tetap lestari.
Oleh karena itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menginginkan Universitas Kutai Kartanegara atau Unikarta membuka prodi khusus Bahasa Kutai.
Saat ini, sebanyak 718 bahasa daerah di Indonesia, enam di antaranya sudah terkikis dan 11 bahasa lainnya telah punah.
Hetifah mengatakan bahwa salah satu bahasa daerah yang terancam punah adalah bahasa-bahasa daerah yang ada di Kalimantan Timur.
Beranjak dari kehawatiran itu, politisi Partai Golkar mendukung segala upaya untuk memperkuat Bahasa Kutai sebagai bahasa lokal.
“Salah satu yang terancam punah adalah bahasa-bahasa di Kaltim. Oleh karena itu, kita bersama harus menjaga Bahasa Kutai agar lestari dengan tengah hadirnya IKN Nusantara," kata Hetifah, Sabtu (17/6).
Baca juga: Kantor Bahasa Kaltim Gelar Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Bulungan di Kalimantan Utara
Dukungan tersebut dimulai dari aspek regulasi dengan melahirkan berbagai undang-undang mengenai pelestarian bahasa daerah.
Kemudian, membuat pelatihan bagi guru dan generasi muda, serta menerbitkan kamus bahasa daerah yang lebih lengkap, terutama untuk Bahasa Kutai.
Hetifah pun mendorong Unikarta membuka Prodi Bahasa Kutai.

Hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah merevitalisasi Bahasa Kutai agar tetap terjaga kelestariannya meskipun ada pembangunan IKN Nusantara .
Menurut Hetifah, menjaga eksistensi bahasa daerah adalah kewajiban bagi pemerintah dan setiap masyarakat.
"Bisa saja Fakultas Pendidikan Unikarta mendirikan prodi khusus Bahasa Kutai," sambungnya.
Hetifah juga meminta kepada pemerintah daerah agar mengusulkan perekrutan ASN mapun PPPK untuk formasi guru bahasa daerah.
"DPRD harus memastikan kepada Bupati agar mengusulkan formasi guru bahasa daerah, karena sekarang guru bahasa daerah khususnya kutai masih terbatas. Saya akan kawal ini," kata Hetifah Sjaifudian.
Baca juga: Bahasa Daerah akan Masuk Mata Pelajaran Muatan Lokal di Bulungan, Penyusunan Kurikulum Masih Proses
Kelestarian bahasa daerah di Kalimantan Timur menjadi perhatian serius Kantor Bahasa Provinsi Kaltim.
Upaya untuk menjaga eksistensinya dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan pemangku kepentingan baik di tingkat daerah maupun nasional.
Khususnya di Kutai Kartanegara, sebagai salah satu daerah yang memiliki bahasa daerah.
Berdasarkan catatan Kantor Bahasa Provinsi Kaltim, terdapat 3 dari 16 bahasa daerah di Kaltim yang perlu direvitalisasi, yaitu Bahasa Kenyah, Bahasa Kutai, dan Bahasa Paser.
Menanggapi hal ini, Kantor Bahasa Provinsi Kaltim mengadakan diseminasi penguatan revitalisasi bahasa daerah.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Pemkab Kutai Kartanegara dan Komisi X DPR RI, di Hotel Elty Singgasana Tenggarong, Sabtu (17/6).
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kaltim, Halimi Hadibrata menyatakan, sasaran utama kegiatan ini adalah generasi muda, terutama pelajar SD dan SMP.
Halimi berharap kegiatan ini dapat menghidupkan kembali bahasa-bahasa yang terancam punah.
Baca juga: Bahasa Bulungan Wakili Kaltara di Festival Tunas Bahasa Ibu, Begini Alasannya
“Kegiatan ini ditujukan kepada generasi muda agar mereka mahir berbicara dalam bahasa daerah, menguasai sastra, dan seni budaya daerah.
Dengan demikian, generasi muda tidak akan terputus dari akar budayanya,” ujar Halimi.
Dengan pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur, Halimi berharap bahasa daerah tetap terlestarikan oleh generasi mendatang dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
“Utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Kami berharap hal ini dapat terwujud dengan baik di Kaltim,” tandasnya.
Muatan Lokal
Bahasa Kutai kini telah masuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok) di sejumlah sekolah.
Ada 16 sekolah di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang menerapkan program belajar Bahasa Kutai tersebut.
Di antaranya, SMPN 1 Tenggarong, SMPN 10 Loa Kulu, SMPN 1 Sebulu, SMPN 4 Sebulu, SMPN 1 Sanga-Sanga, dan SMPN 3 Kota Bangun.
Sementara untuk jenjang SD, yakni di SDN 017 tenggarong, SDN 035 Tenggarong, SDN 028 Tenggarong, SDN 018 Tenggarong, SDN 009 Sangasanga.
Kemudian, SDN 013 Sangasanga, SDN 006 Muara Kaman, SDN 005 Muara Kaman, SDN 015 Muara Kaman, dan SDN 011 Tenggarong Seberang.
Baca juga: Cerita Perjuangan Ida Ayu Parlina Populerkan Bahasa Bulungan, Mulai dari Medsos dan Pergaulan Nyata
Hal ini sampaikan Staf Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara, Awang Rifani.
Ia mengatakan, Bahasa Kutai telah masuk dalam program pelajaran di setiap sekolah, seperti Paud, Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sementara untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) masih dalam pembahasan di Disdikbud Provinsi Kaltim.
"Bahasa Kutai ini wajib dipelajari karena sudah menjadi budaya masyarakat dalam berkomunikasi," katanya.
Menurut laki-laki yang juga merupakan budayawan itu, pelajaran bahasa kutai akan mengingatkan para siswa terhadap bahasa asli Bumi Etam.
Apalagi, kata Awang, bahasa kutai merupakan identitas sebagai orang suku Kutai. Bahasa ini berbeda dari bahasa daerah lain, sehingga perlu dijaga kelestariannya.
“Sebagai tenaga pendidik kita perlu menerapkan agar ini tidak dilupakan begitu saja. Bisa juga dibuat komunitas pembelajaran bahasa Kutai untuk menjaga budaya,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Bahasa Kutai adalah bahasa yang paling banyak digunakan di wilayah Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Kutai Barat.
Bahasa Kutai merupakan bahasa yang sangat kaya aksen, dengan banyak varian aksen yang berbeda di setiap daerah.
Baca juga: Profil Edi Damansyah, Bupati Kutai Kartanegara yang Gemar Motor Trail dan Blusukan ke Pelosok Desa
Sistem tata bahasa kutai berbasis VSO (Verb-Subject-Object) dan memiliki beberapa fitur unik. Seperti kata ganti yang berbeda untuk orang laki-laki dan perempuan, dan banyak kata yang terkait dengan alam.
Bahasa ini juga disebut bahasa Kutai Malay, karena memiliki kesamaan dengan Bahasa Melayu.
Karena memiliki kekayaan tutur bahasa dan aksen yang luas, saat ini Bahasa kutai juga telah masuk dalam kurikulum pembelajaran di sekolah di wilayah Kutai Kartanegara.
Penerapan kurikulum pembelajaran Bahasa Kutai telah diresmikan oleh Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah pada tahun 2022 lalu. (Miftah Aulia Anggraini)
Wakil Ketua Komisi X DPR RI
Hetifah Sjaifudian
Hetifah
Unikarta
Bahasa Kutai
Ibu Kota Nusantara
IKN Nusantara
Kalimantan Timur
Isu Beras Plastik Menyebar, Warga Balikpapan Katim Marah dan Takut, Minta Pemerintah Turun Tangan |
![]() |
---|
Beras Premium Minim di Balikpapan, Mentan Amran Lapor ke Polri dan Kejagung Soal Dugaan Mafia |
![]() |
---|
Nekat Bawa Sajam ke Markas Polisi di PPU Kaltim, Pria Asal Penajam dan Sebilah Badik Diamankan |
![]() |
---|
Diduga Sakit Hati, Cekcok Pria di Babulu PPU Kaltim Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Amankan Sajam |
![]() |
---|
Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.