Berita Tarakan Terkini

Kisah Warga Pantai Amal di Tarakan Bertahun-tahun Pakai Air Hujan, Kini Dialiri Air Bersih PDAM   

Setelah bertahun-tahun tidak mendapatkan air bersih PDAM, kini warga RT 5 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan dapat menikmati air bersih dari PDAM.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Peresmian Pemasangan sambungan gratis air PDAM di RT 5 Kelurahan Pantai Amal disaksikan Wali Kota Tarakan, Direktur Perumda Tirta Alam Kota Tarakan bersama dengan warga RT 5, Kamis (6/7/2023 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Setelah bertahun-tahun tidak mendapatkan air bersih PDAM, kini warga RT 5 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara dapat menikmati air bersih PDAM

Hari ini, Kamis (6/7/2023), ratusan warga  di RT 5 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan dialirii air bersih PDAM melalui Program sambungan rumah gratis oleh Pemkot Tarakan.

Lukman, warga RT 5 Kelurahan Pantai Amal mengaku, sebelum ada PDAM sulit mendapatkan air bersih.

Ia hanya mengandalkan air hujan yang tidak tiap hari turun apalagi beberapa hari ini hujan tidak turun. Kadang kala jua mengandalkan air bos. 

"Kalau ditanya airnya, sebenarnya lumayan juga, tapi mau tak mau dipakai dari pada tidak ada, walaupun harganya juga tinggi,” ucap Lukman salah satu warga yang dialiri air bersih PDAM.

Baca juga: Warga Desa Seputuk Sulit Air Bersih, Pakai Air Hujan, Kodim 0914 Tana Tidung Bangun Penampungan Air

Ia mengatakan, dengan pakai air bor tentunya ia harus membeli dengan harga yang mahal dengan harga Rp 100 ribu perbulan.

Sebab  di rumah ada empat orang yang pakai air. Belum lagi untuk mencuci baju, cuci piring, memasak serta kebutuhan lainnya, pastinya air hujan dan air bor tidak cukup.

Dengan dialiri air PDAM ia sangat beryukur bersyukur walaupun baru tiga hari lalu baru saja disambungkan.

“Syukur sudah masuk, bisa buat mandi dan mencuci. Kami di sini ada enam tahun tinggalnya.

Mudahan lah ke depan tambah banyak bukan cuma di wilayah kami dan pelayanan juga lebih bagus,” harap Lukman.

Ia mengakui saat ini baru mulai pemakaian dan informasinya lebih murah dari harga air bor. Kemungkinan tidak sampai Rp100 ribu.

Sebulan informasinya hanya Rp8 ribu di luar biaya beban Rp40 ribu.

Baca juga: Atasi Keterbatasan Air Bersih di Nunukan Saat Kemarau Panjang, Bupati Asmin Laura Beri Solusi Ini

“Nanti dilihat berapa kami bayar. Saya ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada Pak Wali Kota, Pak Iwan dan Pak TNI AL yang sudah bantu izinkan masuk pipa sambungan ke wilayah kami,” tukasnya.

Sementara itu Iwan Setiawan, Dirut Perumda Tirta Alam Tarakan mengungkapkan, ada sekitar 400 sambungan rumah yang baru terpasang air bersih PDAM.

“Di sini terpasang masih 400-an masih jauh. Di sini bisa sampai 3.000-an. Jadi nanti Indulung menghendel Manburungan dan Tanjung Pasir juga.

Ini tahun keempat tapi Pantai Amal baru tahun ini baru bisa operasi seiring Indulung kemarin dioperasikan,” papar Iwan Setiawan.

Ia menyebutkan untuk hari ini sebenarnya tembus 500 SR, di Kelurahan Pantai Amal. Sisanya terkendala domisili KTP, persoalan lahan belum bisa dipasang.

Direktur Perumda Air PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan
Direktur Perumda Air PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

“Kalau mau dipasang semua hitungan kami ada 2.000-an SR di sini. Jaringannya kolaborasi PU dan PDAM.

Ada sebagain PDAM. Tanjung Pasir dan Tanjung Batu sisa pasang SR-nya. Tekanannya di sini sekitar 4 bar,” terang Iwan Setiawan.

Walikota Tarakan, dr.H.Khairul,M.Kes mengungkapkan sampai tahun 2023, total ada sekitar 18.816 sambungan gratis sudah dipasang ke rumah-rumah warga.

“Kita baru selesai me-launching pamasangan gratis PDAM Pemkot Tarakan yang ke-18.816.

Jadi saya kira pencapaian kita, selama 4 tahun lebih hampir 5 tahun adalah sudah mencapai 118,16 persen dari target awal kita 10 ribu sambungan,” ungkapnya.

Ia dalam hal ini mengungkapkan terima kasih kepada jajaran Perumda PDAM Tirta Alam Kota Tarakan, yang sudah mendukung, camat lurah dan OPD terkait.

Program ini akan terus berlanjut selama warga belum mendapatkan air bersih akan terus dipasangkan.

Baca juga: Empat Hari Air Bersih tak Ngalir, Yohanes Terpaksa Tunda Renovasi Rumah, Ini Tanggapan PDAM Nunukan

“Memang kendala kita saat ini ada beberapa wilayah yang belum teraliri pipa besar sehingga itu juga yang menjadi PR kita bersinergi.

Yang kedua ada beberapa area yang memang ada kendala non teknis misal sengketa lahan dan lain sebagainya ini yang masih menjadi PR kita,” paparnya.

Namun lanjutnya, data saat ini, 94 persen dari jumlah penduduk Tarakan sudah terpasang dan bisa menikmati air bersih PDAM.

“Sebagiannya di daerah Amal masih ada belum, Tanjung Batu dan Tanjung Pasir, Mamburungan Timur masih ada yang belum di daerah gunung.

Semua berprogres kita kerjakan. Saya kira ini tidak target kapan 100 persen karena pasti akan ada tambahan baru, penambahan penduduk, saya kira ini terus bergerak,” ujarnya.

Namun harapannya semua bisa diberikan karena ini pelayanan yang kontinyu berkelanjutan atau terus berlanjut karena ini adalah pelyanan dasar.

Selama masih ada manusia maka air bersih masih dibutuhkan.

“Selama di kami, pemasangannya programnya pasti kami gratiskan. Bayar bulanannya jangan pula gratis. Ini sumber Indulung,” terangnya.

Ia menyampaikan perlu diketahul, pemasangan ada dua.

Pertama, dari Program APBD Kota disuplai setiap tahun Rp 6 miliar dan ada juga program pusat dibantu sehingga lebih cepat sehingga target melampaui.

“Dari pusat ada namanya program MBR. Ini berjalan bersama. Setiap tahun dapat 1.000 atau lebih. Tahun ini kita dapat 1.025 tahun ini untuk sambungan,” terangnya.

Baca juga: Warga Desa Long Sam Bulungan Kesulitan Air Bersih, Kepala Desa: Terpaksa Pakai Air Sungai Kayan

Perlu diketahui lanjutnya, MBR itu pemasangannya rumit dan ketat. Sehingga sasarannya masyarakat tidak mampu.

Sementara untuk program dari Pemkot Tarakan semua masyarakat disasar tanpa terkecuali.

“Kecuali yang kaya sekali atau industri. Kalau rumah, UMKM gratis semua termasuk rumah ibadah, sosial, kecuali tadi, rumah mewah, industri bayarlah.

Rasanya tidak fear kalau disumbang seperti itu tapi kan tidak banyak. Yang banyak adalah ekonomi menengah ke bawah,” tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved