Berita Kaltara Terkini
Mengenal Budaya Dayak Tenggalan, Miliki Hukum Adat dan Syara sejak Sebelum Indonesia Merdeka
Selama empat hari masyarakat Dayak Tenggalan menggelar pesta adat yang dinamai Ilau Dayak Tengggalan di Desa Sujau, Kecamatan Sebuku, Nunukan.
Penulis: Edy Nugroho | Editor: Sumarsono
Sedangkan di zaman Kesultanan mempunyai hukum syara yang telah diundangkan, meski demikian hukum adat tetap dijalankan.
Baca juga: Hadiri Acara Ilau Ke-V Dayak Tenggalan, Bupati Nunukan Asmin Laura: Sudah Makin Maju dan Terbuka
Sebelumnya, Ariadi Pangeran Ismail, salah satu putra Kepala Adat Besar Dayak Tenggalan menyampaikan silsilah kepala adat dayak Tenggalan.
Diawali dengan kepala adat dayak Tengalan I, yakni Linidung. Secara turun menurun ke putra-putranya hingga yang kelima, yakni Pangeran H Ismail PB, yang begelar Pangeran Bakampung.
"Dalam aturan turun temurun, kepala adat besar memimpin hingga wafat.
Dan selanjutnya digantikan oleh putranya," ungkap Ariadi saat didaulat membacakan silsilah.
Dalam kesempatan acara Ilau tahun ini, sekaligus dikukuhkan kepala adat Dayak Tenggalan untuk di wilayah Sungai Sembakung, yang dipercayakan kepada Pangeran Saiko.

Sementara, Ketua Lembaga Adat Dayak Tenggalan Kaltara Yagung Balisi mengatakan, melalui Ilau ini dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan serta mengangkat harkat martabat, Suku Dayak Tenggala.
Umumnya rakyat Indonesia untuk bersama-sama mempertahankan keutuhan NKRI.
"Yang ingin kita sampaikan adalah tata krama, kehormatan, harga diri terhadap sesama, jadi haru menghormati dulu barulah kita dihormati.
Itu yang ingin kita sampaikan ke generasi penerus supaya tercapailah cita-cita, aman, damai, nyaman," jelasnya, Sabtu (15/7/2023).
Baca juga: Diberi Ultimatum oleh Masyarakat Adat Dayak Tenggalan, Ini Tanggapan Pemkab dan DPRD Nunukan
Ia berharap kepada generasi muda untuk dapat meneruskan, mempertahankan, memperkaya, mengembangkan seni budaya, tradisi Suku Dayak Tenggalan sampai kapan pun.
"Jangan sampai merubah istilah dari pengakuan kakek moyang kita, sejelek apapun dia itulah nama Suku kita," kata dia mengingatkan.
Selama 4 hari ilau, dilangsungkan dengan diisi berbagai kegiatan. Seperti penampilan budaya, tarian, dan juga acara adat Tenggalan.
Dalam sambutannya, Wagub Kaltara mengingatkan agar masyarakat dayak Tenggalan percaya diri, hidup berdampingin dengan masyarakat lain yang ada di Kaltara, atau bahkan di Indonesia.
"Kedudukan kita semua sama. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tidak ada pembedaan-pembedaan.
Perbedaan budaya, adat, itu lah warna-warni masyarakat kita. Namun semua berkedudukan sama. Kita semua setara," ungkap Yansen. (*)
Pemprov Kaltara Rencana Bangun Rumah Sakit Tipe B di Tanjung Selor, Mulai Dekati Kementerian Terkait |
![]() |
---|
Masih Tinggi, Tahun 2025 Angka Pernikahan Usia Dini di Kaltara Capai 26 Persen, Begini Efeknya |
![]() |
---|
Bukan Peristiwa Pertama, Kebakaran di Desa Mansalong Nunukan Kaltara Pernah Terjadi Tahun 2018 Silam |
![]() |
---|
Tiga Besar Pemenang Lomba Puisi Tingkat SMA Sederajat se-Kaltara Diumumkan, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
PWNU Kaltara Fasilitasi Pertemuan Pihak Pro dan Kontra akan Hadirnya Habib Rizieq di Tarakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.