Berita Tarakan Terkini
Pandemi Berakhir, Pasien Covid-19 Tetap Gratis Dirawat di Rumah Sakit, Ini Penjelasan Dinkes Tarakan
Meskipun pandemi telah berakhir dan memasuki era endemi, jikan terpapar Covid-19, pasien yang dirawat di rumah sakit tetap gratis.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pandemi Covid-19 kini sudah berakhir dan kini ini masyarakat memasuki era endemi. Meski demikian, jika masih ditemukan pasien Covid-19 positif, maka sistem pembayaran masih gratis alias belum berbayar.
Sebelumnya sempat muncul isu pasien Covid-19 bisa saja berbayar pasca berakhirnya pandemi Covid-19. Untuk itu, Dinkes Tarakan meluruskan informasi tersebut.
Kepala Dinkes Tarakan, dr.Devi Ika Indriarti mengungkapkan, khusus untuk penanganan pasien Covid-19 sejauh ini karena belum ada instruksi terbaru sehingga saat ini masih menganut pola lama.
Dikatakan dr.Devi Ika Indriati, seperti biasa nantinya pembayaran diklaimkan dari rumah sakit ke Kemenkes. Namun dari BPJS Kesehatan nantinya akan melakukan verifikasi mana yang bisa di bayar dan tidak bisa dibayar.
Baca juga: Menuju Endemi Covid-19, Dishub Kaltara Sebut Penggunaan Masker tak Wajib untuk Syarat Perjalanan
“Setelah itu barulah Kemenkes baru akan dibayarkan,” papar dr.Devi Ika Indriarti.
Ia melanjutkan, saat ini BPJS Kesehatan hanya menjadi verifikator saja. Ia melanjutkan, untuk pasien Covid-19 saat ini masih ada satu dirawat di RSUD dr.H.Jusuf SK. Ia berharap tidak ada lagi penambahan kasus karena memang datanya dinamis.
“Bisa bertambah bisa berkurang. Memang tidak diberitakan karena sudah ada perubahan dari pandemi Covid-19 menuju endemi. Tapi kami tetap melakukan pemeriksaan swab test,” terangnya.
Jika ada yang ditemukan positif maka dilanjutkan perawatan. Jika berat dirawat di rumah sakit, dan ringan maka isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Memasuki Masa Endemi Covid-19, Pelaku Perjalanan Tidak lagi Wajib Pakai Masker, Berlaku 9 Juni 2023
“Sejak 2022 sebenarnya sudah ada penurunan. Kita pernah berapa lama zero kasus, kemudian bertambah satu, lalu tambah lagi satu, seiring peningkatan kasusnya yang jelas tidak sama dengan tahun kemarin, paling tidak penambahannya satu atau dua,” ungkap dr.Devi Ika Indriati.
Jumlh pertambahan kasusnya tidak sampai 10 kasus per hari seperti di tahun 2020 dan 2021 lalu. Ia melanjutkan, masyarakat sekarang juga sudah terbentuk kekebalan komunitasnya karena salah satunya vaksinasi.
“Selain vaksinasi, bisa jadi kebal karena sudah terpapar dan timbul kekebalan di dalam badannya kan bisa jadi. Tapi tetap kita harus waspada karena Covid-19 masih ada tapi tidak juga takut melakukan kegiatan,” tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Konferensi Internasional Pendidikan Dokter Spesialis, Wali Kota Tarakan Teken MoU Bersama Kemenkes |
![]() |
---|
Senpi Rakitan Jenis Revolver Diamankan, Pemilik Akui Sudah Tiga Tahun Simpan dengan Cara Ditanam |
![]() |
---|
Dokter RSUD dr Jusuf SK Tarakan Sebut Pasien Meninggal Diduga Keracunan, Alami Henti Jantung |
![]() |
---|
Hari Kedua Pencarian Nelayan Tarakan Kaltara, Tim SAR Gabungan Temukan Dalam Kondisi Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Polres Tarakan Renovasi Bangunan Eks Satpol PP Jadi Dapur Makan Bergizi Gratis, Sasar 3.000 Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.