Berita Tarakan Terkini

DLH Lakukan Uji Kualitas Udara Ambien di Tarakan, Besok Hasilnya Keluar, Dugaan Kabut Asap Kiriman

Di Tarakan hari ini, Selasa (3/10/2023) terjadi kabut asap, DLH Tarakan pun lakukan uji kualitas udara ambien. Hasilnya besok baru dapat diketahui.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Aktivitas petugas dari saat melaksanakan pengukuran kualitas udara ambien di Kantor DLH Kota Tarakan, Selasa (3/10/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Hari ini, Selasa (3/10/2023), Dinas Lingkungan Hidup melalui UPT Pengelolaan Laboratorium Lingkungan melaksanakan pemantauan uji kualitas udara ambien di Tarakan, Kalimantan Utara

Kegiatan pemantauan uji kualitas udara ambien dimulai pukul 09.00 WITA dan hasilnya nanti akan keluar setelah 24 jam pemantauan dan pengukuran alias diestimasikan bisa disampaikan pada Rabu (4/10/2010) besok.

Dikatakan Kepala UPT Pengelolalan Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tarakan, Supran Anang pelaksanaan pengukuran kualitas udara hari ini ada beberapa parameter diukur. Secara kasat mata lanjut Supran Anang ada kabut asap sejak Senin (1/10/2023) kemarin.

“Namun belum tebal. Untuk asal kabut asap kiriman ini kami belum mengetahui karena, tugas kami dalam hal ini melakukan uji. Dari mana asalnya nanti dari bagian pencemaran yang bisa memaparkan,” terang Supran Anang.

Baca juga: Kualitas Udara Menurun Akibat Asap, Bupati Bulungan Imbau Warga Kurangi Aktivitas di Luar Ruangan

Lebih lanjut dikatakan Supran Anang, adapun hari ini pengukuran menggunakan alat bernama PM10 High Volume Air Sample (HVAS) dan Total Solid Partikulat (TSP) menyaring debu.

Tingkat eror alatnya sendiri mencapai 0,5. Ia menjabarkan setelah 24 jam hasil uji kualitas udara baru bisa dilihat besok.

“Ini kan pakai filter kertas, dan diukur lagi, dan dipasang dan diukur 24 jam dan diambil kertas filternya kemudian diukur lagi dan nanti akan dilihat debu dan dihitung sesuai rumusnya,” papar Supran Anang.

Ia menambahkan secara umum standar kualitas udara yang baik untuk dihirup yang jelas yang tidak menyebabkan penyakit seperti ISPA. Terakhir pengukuran sendiri dilaksanakan UPT di September 2023 kemarin dan hasilnya 95 dan untuk angka tersebut dianggap sangat baik.

Adapun alatnya sendiri bernama PM10 High Volume Air Sample (HVAS). Alat ini sudah 10 tahun dimiliki DLH Tarakan. Fungsinya untuk pengukuran parameter TSP dan PM10 untuk partikulat.

Baca juga: Kualitas Udara di Tanjung Selor Menurun, BMKG Sebut Dalam Kondisi Sedang hingga Tidak Sehat

“Ada dua unit, satu untuk udara dan satu untuk debu. Prinsipnya menggunakan pompa dan terserap dan ada kertas saringnya dan di situ terperangkap. Perhitungannya menggunakan metode grafimetri setelah pemaparan 24 jam dan besok diketahui hasilnya,” terangnya.

Petugas sendiri ditempatkan bergantian dan harus stanby di lokasi alat. Untuk pencatatannya sendiri, prinsip menggunakan pompa dan yang dipantau seberapa besar laju alirnya. Misalnya lebih 0,6 atau 0,7, maka harus dipantau saat berada di range tersebut.

“Besok mungkin jam dua bisa diketahui,” ujar Supran Anang

Untuk pengukuran dilaksanakan per semester walaupun tidak ada kabut. Dan juga ada kerja sama dengan kementerian namun berbeda alat.

“Kami dikirimkan filter, dan dipasang di empat titik di depan THM, mewakili trasnportasi, di Pemkot mewakili perumahan, Intraca mewakili industri dan satunya perkantoran di Gedung Gading,” ujarnya.

Ia melanjutkan perkiraan secara kasat mata, kabut yang terjadi di Tarakan dalam dua hari terakhir karena kiriman dari luar wilayah Tarakan.

Supra Anang 03102023
Kepala UPT Pengelolalan Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tarakan, Supran Anang
Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved