Berita Nunukan Terkini
Produksi Anjlok, Petani Rumput Laut Nunukan Kaltara Keluhkan Pertumbuhan tak Subur dan Harga Stagnan
Sejumlah petani rumput laut di Nunukan, Kaltara keluhkan pertumbuhan produksi runput laut yang makin hari kian menurun.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARAA.COM, NUNUKAN - Sejumlah petani rumput laut di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara), keluhkan pertumbuhan produksi rumput laut yang makin hari kian menurun.
Ketidaksuburan ini lantas menambah persoalan bagi para petani rumput laut di samping harga rumput laut yang stagnan.
Seorang petani rumput laut di Kecamatan Nunukan Selatan, Kamaruddin mengatakan, bahwa kondisi harga rumput yang tak kunjung alami peningkatan bukan satu-satunya polemik yang dikeluhkan oleh para petani.
Selain harga rumput laut, persoalan lainnya yakni pertumbuhan rumput laut yang tidak subur berdampak pada hasil produksi pertanian rumput laut yang turun.
Baca juga: HUT Nunukan jadi Titik Balik Perkuat Ekonomi Pesisir, DPRD Dorong Perda Stabilitas Harga Rumput Laut
"Masalah kita sekarang ini, rumput laut tidak subur. Ini sudah terjadi beberapa bulan terakhir ini," kata Kamaruddin kepada TribunKaltara.com, Senin (27/10/2025), sore.
Kamarudin menuturkan bahwa persoalan tidak suburnya rumput laut ini telah disampaikan kepada pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut. Padahal, menurutnya untuk mengetahui penyebab tidak suburnya rumput laut perlu dilakukan uji sampel, baik itu air maupun bibit rumput oleh tenaga ahli.
“Kita tidak bisa memastikan penyebabnya ini apa, apakah karena ada limbah yang merusak, atau ada faktor lain. Inilah yang kita harapkan dari OPD terkait untuk segera menindaklanjuti persoalan ini,” ungkapnya.
Kamaruddin menjelaskan kondisi ini sangat berdampak pada hasil produksi petani yang ikut menyusut. Belum lagi petani masih bergejolak di harga rumput laut masih jauh dari nilai yang diharapkan.
Baca juga: Seorang Petani Rumput Laut di Mamolo Nunukan Selamat, Usai Kakinya Digigit Buaya
“Kalau untuk harga, saat ini Rp14.000 hingga Rp16.000 per kilogram di tingkat petani tergantung kualitas. Untuk harga ini sudah lumayan meski masih jauh dari harga yang kita harapkan. Namun kalau pertumbuhannya tidak subur seperti ini kita juga akan merugi,” jelasnya.
Dia berharap, persoalan ini dapat menjadi perhatian dan atensi serius bagi pemerintah daerah.
"Anggota DPRD Nunukan segera mencari solusi atas persoalan yang tengah dihadapi oleh banyak petani," pungkas Kamaruddin.
Penulis: Febrianus Felis
| Tak Ada Celah di Balik Jeruji, Lapas Nunukan Gempur Barang Terlarang Lakukan Operasi Hingga Dinihari |
|
|---|
| Bappeda Nunukan Dorong Akselerasi Pembangunan Daerah Terpencil, Fokus Konektivitas dan Layanan Dasar |
|
|---|
| Isu Ketimpangan Pembangunan Antar Kecamatan Mencuat, Bappeda Nunukan: Pemerataan Belum Signifikan |
|
|---|
| Intel Satgas Pamtas Ungkap Penyelundupan Ballpress di Sebatik Tengah Nunukan, Ditutup Pelepah Sawit |
|
|---|
| Derita di Negeri Jiran Malaysia, PMI Asal NTT Dipulangkan dalam Kondisi Sakit ke Indonesia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.