Berita Kaltara Terkini

Puluhan Tahun Berharap, Jalan di Pusat Ekonomi Tulin Onsoi Belum Tersentuh Perbaikan

Jalan di Desa Sanur dan Desa Makmur di Kecamtana Tulin Onsoi, Nunukan, Kalimantan Utara sampa saat ini juga belum membaik.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ EDY NUGROHO
Kondisi jalan poros di Desa Sanur, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan yang dikeluhkan warga. ( 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Berpuluh tahun sejak masih merupakan satuan pemukiman transmigrasi, menjadi desa persiapan hingga desa mandiri, jalan di Desa Sanur dan Desa Makmur, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, tak kunjung baik.

Padahal jalan yang menghubungkan dari jalan trans Kalimantan atau jalan nasional ke sejumlah desa itu, merupakan akses penting ke pusat perekonomian di kecamatan yang merupakan pecahan dari Desa Sebuku, Kabupaten Nunukan itu.

Fajar Mulyanto--tokoh masyarakat yang merupakan mantan kepala desa tersebut mengungkapkan, akses jalan poros masuk ke Desa Sanur dan Desa Makmur tersebut sudah berulang kali diusulkan untuk perbaikan.

"Sejak sebelum ini menjadi desa, sampai 17 tahun saya menjadi Kades (kepala desa), sudah sering disampaikan usulannya. Termasuk sampai beberapa kali dalam Musrenbang. Setiap tahun diusulkan. Tapi sampai sekarang lihat kondisinya, makin parah," kata Fajar, Senin (09/10/2023).

Baca juga: Pemerintah Pusat Tahun Ini Perbaiki Jalan Poros Tanjung Selor-Tanah Kuning, Juli Proses Pra Kontrak

Pantauan di lapangan, kondisi jalan tersebut memang rusak parah. Banyak lubang besar yang sulit dilalui.

Tak hanya itu, saat hujan, jalan berupa tanah itu becek, sementara ketika kering berdebu.

Fajar mengungkapkan, jalan sepanjang antara 5-6 kilometer (Km) ini, merupakan akses utama ke pusat ekonomi di Kecamatan Tulin Onsoi. Mulai dari pasar, fasilitas perbankan, pertokoan, kantor pajak, kantor Pos, semua ada di jalan tersebut.

"Jalan itu juga merupakan akses menuju sekolah, tempat ibadah dan sarana masyarakat lainnya. Makanya jalan itu selalu padat kendaraan. Apalagi waktu pagi dan sore hari," ungkap Fajar lagi.

Ditambahkan, tanpa melihat status jalan tersebut merupakan jalan kabupaten, jalan provinsi maupun jalan negara (nasional), harapan besar masyarakat adalah jalan tersebut bisa segera diperbaiki.

 

"Katanya itu jalan kabupaten. Tapi masyarakat tidak tahu, tahunya jalan itu milik pemerintah, maka berharap pemerintah memperbaiki. Apakah itu pemerintah daerah, ataupun pusat," tandasnya.

Diakuinya, oleh pemerintah daerah ada upaya memperbaiki. Namun sejauh ini sebatas hanya menimbun, meratakan, yang dalam beberapa bulan setelahnya rusak lagi.

"Malah setelah itu lebih parah lagi kerusakannya," kata dia. Oleh warga, lanjutnya, sudah berulang kali secara swadaya melakukan perbaikan. Namun karena hanya perbaikan sementara, jalan pun kembali rusak.

"Mungkin sudah ratusan juta, dana swadaya masyarakat yang keluar untuk memperbaiki jalan itu. Tapi kan, hanya sebatas nimbun, tambal. Berbeda kalau diperbaiki secara keseluruhan, diaspal misalnya. Itu harapan besar masyarakat," imbuhnya.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved