Irau Malinau 2023

Demi Rekor MURI untuk Malinau, Perajin Dayak Saban Habiskan Sebulan Hasilkan Karya Kecapi Raksasa

Demi menyumbang Rekor MURI untuk Malinau, Perajin dan Seniman Dayak Sa'ban menghabiskan waktu sebulan mengerjakan Kecapi Kalimantan berukuran jumbo.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Kecapi berukuran Raksasa persembahan masyarakat Dayak Sa'ban untuk Malinau memecahkan rekor MURI sebagai Kecapi Terbesar pada Irau ke -10 Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (11/10/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Demi menyumbang Rekor MURI untuk Kabupaten Malinau, Perajin dan Seniman Dayak Saban menghabiskan waktu sebulan mengerjakan kecapi Kalimantan berukuran jumbo.

Usaha tersebut terbayarkan, sebab Lembaga Adat Dayak Saban Malinau berhasil mencatat rekor melalui Irau Malinau ke-10.

Bentuknya serupa dengan kecapi Kalimantan pada umumnya, namun berukuran besar. Lebar kecapi mencapi 80 cm dan panjangnya 6 meter dengan bobot lebih dari 100 kg.

Seniman atau perajin mengerjakan kecapi khas Kalimantan tersebut sekira sebulan. Mulai dari mencari material dasar, membentuk hingga mengukir dan menyempurnakan alat musik petik tersebut.

Baca juga: Seniman Dayak Saban Mainkan kecapi Ukuran Jumbo, Ciptakan Rekor MURI Keempat di Irau Malinau

Lembaga Adat Dayak Sa'ban menerima rekor MURI dengan menampilkan Kecapi Kalimantan Terbesar melalui Irau Malinau ke-10 HUT ke-24 Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (11/10/2023).
Lembaga Adat Dayak Sa'ban menerima rekor MURI dengan menampilkan Kecapi Kalimantan Terbesar melalui Irau Malinau ke-10 HUT ke-24 Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (11/10/2023). (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

Ketua Panitia Irau Lembaga Adat Dayak Saban, Adi Spellman menerangkan, material dasar kecapi diperoleh dari hutan.

Perajin harus menyeleksi bahan dasar, yakni pohon kayu Gita, berikut ukurannya. Hal tersulit adalah, pohon kayu yang dipilih harus berukuran besar yakni dengan diameter minimal 1 meter.

"Lama pengerjaannya kurang lebih sebulan. kecapi ini dikerjakan dua orang perajin. Mulai dari nyari pohonnya, menebang, memahat sampai disempurnakan agar bisa bunyi," Ujarnya saat ditemui di Panggung kesenian, Rabu (11/10/2023).

Perajin Dayak Saban, Welly Atong menyeleksi material dasar yang memenuhi standar. Seratnya harus sempurna, lurus dan berumur cukup tua.

Setelah ditemukan, pohon harus dengan hati-hati. Sedikit kesalahan dapat mengakibatkan tubuh kayu pecah dan tidak bisa digunakan.

Rekahan pada kecapi Kalimantan sedikit banyak akan mempengaruhi performa, nada yang dihasilkan dan mengurangi usia alat.

"Pas ditebang, ada sedikit kesalahan. Karena ada retak di bagian atas. Tapi itu bisa kita atasi dengan teknik memahat. Diambil bagian yang bagus, dengan menghindari bagian yang cacat," Katanya.

Setelah material diperoleh, badan kayu yang semula berbentuk bulat atau Log, dibentuk dengan gergaji dan pahat. Proses ini terbilang cukup rumit karena dikerjakan tradisional.

Setelah tubuh kecapi terbentuk, permukaannya dipahat membentuk ornamen khas Sa'ban untuk tujuan estetika. Tahapan akhir dipasangi senar. Berbeda dengan jenis kecapi lain, kecapi khas ini dilengkapi 3 utas senar.

Senar yang digunakan merupakan kawat khusus yang memang diperuntukkan untuk membuat kecapi khas Kalimantan.

"Dawai, senarnya ini khas, bukan kawat biasa dia. Supaya bunyinya bagus. Dan saat pertama kita pasang, itu dia berbunyi, artinya petanda baik. Akhirnya bisa kawan-kawan liat tadi, kecapi ini mengiringi persembahan kami tadi," Ucapnya.

Baca juga: Belanyat Kerajinan Khas Dayak Tembus Pasar Manca Negara, Ikut Pecahkan Rekor MURI Irau Malinau 2023

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved