Berita Kaltara Terkini

Gubernur Kaltara Raih Penghargaan Program Pengentasan Stunting dan Kemiskinan dari Tribun Network

Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang raih penghargaan dari KG Media-Tribun Network, berhasil menekan angka stunting dan kemiskinan ekstrem

|
Penulis: Sumarsono | Editor: Cornel Dimas Satrio
Tribunnews/Lendy Ramadhan
Dari kiri ke kanan: Business Development Advisor TribunNetwork Pitoyo, CEO TribunNetwork Dahlan Dahi, Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kaltara Teguh Henri Susanto, Direktur Pemberitaan TribunNetwork Febby Mahendra Putra, dan Hadrianus Tjiptyantoro melakukan sesi foto Bersama di kantor TribunNetwork, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023). (Tribunnews/Lendy Ramadhan) 

Pemerintah, kata Ma'ruf, telah melaksanakan program percepatan penurunan stunting selama lima tahun sejak 2018. Ma'ruf mengungkapkan Pemerintah menargetkan angka stubting hingga 14 persen.

"Kita punya waktu satu tahun ke depan untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024," tutur Ma'ruf.
Berbagai upaya, menurut Ma'ruf, sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk pengentasan stunting.

Langkah tersebut mulai dari penajaman, perbaikan cakupan dan kualitas intervensi spesifik dan sensitif, hingga perbaikan sistem pendataan dan pelaporan.

"Pemerintah juga memastikan keterlibatan aktif berbagai lembaga non-pemerintah, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, LSM, dan sebagainya," ujar Ma'ruf.

Momentum Demografi

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di lokasi acara yang sama mengatakan dalam setiap sejarah bangsa di dunia, ada satu waktu di mana semua bangsa punya momentum terbesar untuk pindah dari negara berkembang menjadi negara maju.

Momentum tersebut terjadi pada saat bonus demografi.

"Dalam sejarah bangsa di dunia, ada satu waktu periode tertentu di mana semua bangsa memiliki momentum paling besar untuk pindah ke negara maju. Itu pada saat bonus demografi," kata Menkes Budi.

Sebab kata Budi, pada saat itu bangsa-bangsa memiliki penduduk usia produktif terbanyak sehingga bisa mendorong naiknya pendapatan. Hal tersebut akan terjadi di tahun 2030 atau 7 tahun lagi.

"Karena pada saat itu, bangsa-bangsa memiliki penduduk dan usia produktif paling banyak sehingga bisa mendorog pendapatannya naik. Dan itu akan terjadi di 2030 di Indonesia. 7 tahun lagi," ujarnya.

Sehingga kata Budi, jika momentum tersebut lewat, dan tak bisa menaikkan pendapatan masyarakat dari Rp5-6 juta per bulan menjadi Rp16 juta per bulan, maka untuk mencapai kesempatan itu lagi akan sulit. Ujungnya lanjut Budi, Indonesia bisa terjebal dan masuk dalam middle income trap.

"Dan kita akan terjebak, akan masuk ke middle income trap, sehingga kita tidak bisa merasakan hidup seperti anak anak di Amerika, anak anak di Jepang, atau di Inggris. Itu sebabnya kenapa 7 tahun ke depan sangat penting," pungkas Budi.

(*)

(Tribun Network/son)

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved