Berita Nunukan Terkini
Oknum Pegawai Lapas Nunukan Divonis Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa, Ada Dissenting Opinion Hakim
Oknum pegawai Lapas Nunukan Miftahuddin bin Kasiran dijatuhi hukuman lebih ringan dibandingkan tuntutan JPU enam tahun penjara.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Hakim Pengadilan Negeri (PN) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menjatuhkan vonis tiga tahun penjara terhadap terdakwa oknum Kepala Pengamanan Lapas Nunukan (KPLP) atas nama Miftahuddin Bin Kasiran (32), pada Kamis (30/11/2023).
Vonis tiga tahun penjara yang dijatuhkan terhadap oknum pegawai Lapas Nunukan tersebut lebih ringan dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebelumnya yakni enam tahun penjara.
Diberitakan sebelumnya oknum KPLP Lapas Nunukan Miftahuddin Bin Kasiran diduga kuat telah menganiaya seorang narapidana bernama Syamsuddin hingga meninggal dunia di RSUD Nunukan pada Sabtu (24/06/2023), siang.
Ketua Majelis Hakim PN Nunukan, Nardon Sianturi mengatakan terdakwa Muhammad Miftahuddin Bin Kasiran divonis selama tiga tahun penjara dipotong masa tahanan yang telah dijalani terdakwa, sejak penahanan oleh penyidik, penuntut umum, dan pengadilan.
Baca juga: KPLP Lapas Nunukan Jadi Tersangka Penganiayaan Meninggalnya Napi Syamsuddin, Diancam 7 Tahun Penjara
"Terdakwa Muhammad Miftahuddin Bin Kasiran divonis selama tiga tahun penjara, dipotong masa tahanan yang telah dijalaninya," kata Nardon Sianturi kepada TribunKaltara.com, Jumat (01/12/2023), pagi.
Majelis Hakim PN Nunukan mengabulkan dakwaan subsider JPU Kejaksaan Negeri Nunukan sebagaimana dalam Pasal 351 ayat (2) KUHP.
Sementara itu, Majelis Hakim PN Nunukan tidak sependapat dengan dakwaan primer JPU sebagaimana dalam Pasal 351 ayat (3) KUHP yang dilayangkan terhadap terdakwa.
"Penyebab kematian korban tidak hanya akibat penganiayaan oleh terdakwa. Tapi juga karena keterlambatan cuci darah. Sehingga mengakibatkan kondisi korban semakin parah lalu meninggal dunia," ucap Nardon Sianturi.
Hal tersebut merujuk pada keterangan ahli dari RSUD Nunukan dr Andi Rahma yang menyatakan bahwa sebelumnya dokter telah menyarankan agar korban dilakukan hemodialisa, namun keluarga korban sempat tidak menyetujuinya.
Baca juga: Update Oknum Pejabat Lapas Nunukan Dugaan Penganiayaan Napi Hingga Meninggal, Hadiri Sidang Dakwaan
Dissenting Opinion
Berbeda dengan Hakim Anggota II, Mas Wiku Toha Aji, yang berkesimpulan bahwa kematian Syamsudin akibat gagal ginjal yang disebabkan tindakan penganiayaan oleh terdakwa.
Dia menilai Syamsudin yang merupakan warga binaan di Lapas Nunukan tidak segera dilakukan penanganan medis sehingga membuat kesehatan Syamsudin terus mengalami penurunan dan berakibat meninggal dunia.
"Terhadap tidak dilakukannya hemodialisa karena pihak keluarga yang awalnya tidak menyetujuinya tidaklah tepat, bila hal tersebut ditetapkan sebagai penyebab kematian terdakwa," ujar Mas Wiku Toha Aji.
Menurutnya dalam perundang-undangan telah mengatur ketentuan mengenai keadaan darurat yang memungkinkan tindakan medis dilakukan tanpa persetujuan pihak keluarga.
"Terhadap terdakwa harusnya dinyatakan bersalah melakukan penganiayaan menyebabkan mati sebagaimana dakwaan primair Penuntut Umum," tuturnya.
DPRD Nunukan Desak SPAM Sebuku Benahi Krisis Air Bersih, Rumah Sakit Terancam Tanpa Pasokan |
![]() |
---|
4 Peserta Lolos Administrasi, Seleksi Calon Dirut Perumda Tirta Nunukan Masuk Tahap Uji Kelayakan |
![]() |
---|
Konflik Lahan Berulang, Wabup Nunukan Kaltara Tekankan Pentingnya Data Dukung Pelepasan Hutan |
![]() |
---|
Pemerataan BBM Satu Harga, Pertamina Bangun Lagi SPBU di Wilayah Perbatasan Krayan Nunukan Kaltara |
![]() |
---|
Isu 'Titipan' dalam Seleksi Calon Dirut Perumda Tirta Taka Nunukan Mencuat: Silakan Saja Berasumsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.