Berita Daerah Terkini

Bupati Kukar Gerah Melihat Pertalite Langka di SPBU: Berhitung Kuota BBM, Kepala Daerah Tak Dianggap

Bupati Kutai Kartanegara ( Kukar ) Edi Damansyah mengaku gerah dan marah melihat kelangkaan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) jenis pertalite di Kukar.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM/ PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan
Kendaraan antre mengisi BBM di SPBU Balikpapan. BBM jenis pertalite tetap disalurkan ke SPBU. 

Selain itu, minimnya jumlah SPBU yang ada di Kukar turut dianggap menjadi penyebab pertalite tiba-tiba sulit didapatkan.

Seperti di Tenggarong saja, hanya ada sekitar 5 SPBU yang tersedia.

Tiga SPBU di kawasan Kelurahan Timbau, 1 SPBU di Kelurahan Mangkurawang dan 1 SPBU di Kelurahan Loa Tebu.

Dua SPBU yang tidak melayani penjualan pertalite untuk mobil adalah SPBU Stal Kuda dan SPBU Sepinggan, Jl Iswahyudi, Balikpapan Selatan.
Dua SPBU yang tidak melayani penjualan pertalite untuk mobil adalah SPBU Stal Kuda dan SPBU Sepinggan, Jl Iswahyudi, Balikpapan Selatan. (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)

Meskipun kuota pertalite di Kutai Kartanegara cukup, namun antrean panjang di SPBU yang menjadi masalah.

Ia menjelaskan bahwa kuota BBM pertalite di Kaltim hingga akhir Desember masih aman.

Berdasarkan data dari Pertamina, total kuota Kaltim tahun 2023 sebanyak 688.000 Kiloliter (KL) Pertalite, masih ada sekitar 9 persen.

Baca juga: BREAKING NEWS - Pertalite Kosong, Dua SPBU di Malinau Tutup, Tunggu Pasokan dari Tarakan  

Sedangkan kuota Kukar masih ada sekitar 5 persen  dari 136.000 KL tahun 2023. Sedangkan kuota 2024 hingga kini belum diputuskan oleh BPH Migas.

“Saat ini masalah utama kita berada di bottleneck. Ketika ingin ke konsumen, menjadi masalah karena SPBU terbatas. Investor kurang tertarik menanamkan modal untuk membangun SPBU,” ujarnya.

Faktor lainnya, maraknya pengetap yang menjual kembali pertalite secara eceran.

Dengan mengambil untung dari selisih harga di SPBU resmi dan harga eceran yang dijual ke masyarakat.

Apalagi Arya mengungkapkan, banyak pengetap yang kini beralih menggunakan mobil pribadi untuk menjalankan aksinya. Praktis, SPBU mengklaim sulit untuk mendeteksi para pengetap.

“Kami lagi mencari dasar aturannya karena mereka sekarang banyak modus baru, menggunakan motor dan mobil pribadi yang sebenarnya tidak ada dasar aturan penindakan,” pungkasnya.(aul)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved