Berita Daerah Terkini
Warga Balikpapan Keluhkan Molornya Proyek DAS Ampal, Pemkot Perpanjang Kontrak dengan Bayar Denda
Warga Balikpapan, Kalimantan Timur mengeluhkan molornya proyek DAS Ampal, yang harusnya selesai akhir Desember 2023, hingga kini tak kunjung selesai.
TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN – Warga Balikpapan, Kalimantan Timur mengeluhkan molornya proyek DAS Ampal, yang harusnya selesai akhir Desember 2023, hingga kini tak kunjung selesai.
Pemkot Balikpapan memilih memberikan perpanjangan kontrak kepada PT Fahreza selalu kontraktor dengan sanksi membayar denda.
Molornya pengerjaan proyek pengendalian banjir di Balikpapan dengan memperbaiki Daerah Aliran Sungai atau DAS Ampal di sepanjang Jl MT Haryono menyisakan penderitaan bagi warga sekitar lokasi.
Pantauan Tribunkaltim.co di lokasi proyek DAS Ampal, tepatnya depan perumahan Citra City Balikpapan, Selasa (2/1), beberapa jalan masih terlihat berlubang.
Sejumlah material proyek juga teronggok di pinggiran jalan, demikian alat berat masih terpakir.
Hal ini cukup mengganggu arus lalu lintas di wilayah tersebut.
Ketika hujan, kawasan tersebut tergenang air, sehingga semakin mempersulit pengendara lewat.
Tak hanya itu, dataran tanah juga ada yang terlihat miring di sejumlah area depan toko atau rumah di pinggir jalan lokasi proyek.
Baca juga: KPK mulai Telaah Dugaan Korupsi Proyek DAS Ampal Balikpapan, Nawawi: Tunggu Bukti-bukti Cukup
Akibatnya, beberapa usaha milik warga yang berada di pinggir jalan tersebut sempat tutup.
Akses masuk yang membuat pelanggan tak nyaman dengan rekahan tanah, debu, dan becek dari genangan lubang setelah hujan di area tersebut.
"Awalnya itu, bulan Agustus atau September, pembongkaran pas di depan kita. Waktu itu omset saya anjlok banget. Tapi sekarang sudah mulai dicor, cuma dampaknya masih banyak debu," kata seorang pemilik usaha kuliner yang enggan disebut namanya.
Ia membeberkan, bisnis kuliner yang ia bangun sejak akhir tahun 2022 sempat mengalami penurunan omset drastis karena pembongkaran area depan warungnya karena proyek pengendalian banjir.

Ia mengaku selama kurang lebih 2 bulan, bisnisnya "merangkak" mencoba bertahan di tengah banyaknya toko atau kios kecil yang tutup saat pengerjaan proyek tersebut.
Ia mencoba bertahan dengan menjual produk kulinernya, yakni pempek melalui media sosial.
"Kita buka pemesanan lewat online. Jadi terbantu karena itu. Tapi kalau orang makan di sini, benar-benar gak ada. Dua bulan, kosong. Kalau gak ada online, gak tau sudah gimana," keluh wanita berusia 50 tahun itu.
Isu Beras Plastik Menyebar, Warga Balikpapan Katim Marah dan Takut, Minta Pemerintah Turun Tangan |
![]() |
---|
Beras Premium Minim di Balikpapan, Mentan Amran Lapor ke Polri dan Kejagung Soal Dugaan Mafia |
![]() |
---|
Nekat Bawa Sajam ke Markas Polisi di PPU Kaltim, Pria Asal Penajam dan Sebilah Badik Diamankan |
![]() |
---|
Diduga Sakit Hati, Cekcok Pria di Babulu PPU Kaltim Akibatkan Satu Orang Tewas, Polisi Amankan Sajam |
![]() |
---|
Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.