Berita Tarakan Terkini

4 Hari Bersama Pimpin Penyelamatan Pesawat Jatuh, Kepala Basarnas Tarakan Kenang Kolonel Pnb Bambang

Kepala Basarnas Tarakan, terkejut mendengar kabar wafatnya Kolonel Pnb Bambang Sudewo. Padahal sehari sebelumnya sempat jumpa saat kegiatan Sertijab.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Momen Kepala Basarnas Tarakan, Syahril bersama almarhum Kolonel Pnb Sudewo saat rilis pers dan ikut mendukung Basarnas dalam misi penyelamatan korban pesawat jatuh PK SNE di Binuang, Krayan, Kabupaten Nunukan. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Kabar duka cukup mendadak terdengar dari Kolonel Pnb Bambang Sudewo, sosok yang pernah ikut membantu Kepala Basarnas Tarakan memimpin misi operasi penyelamatan korban pesawat jatuh, PK SNE PT Aviation Air di Binuang, Krayan Nunukan.

Kabar itu begitu mengejutkan kata Syahril, Kepala Basarnas Tarakan.

Tidak hanya dirinya tapi juga rekan sejawat. Padahal sehari sebelumnya masih sempat bertemu saat kegiatan Sertijab.

Yang paling berkesan adalah empat har bersama almarhum dari pagi, siang hingga malam saat memimpin misi operasi penyelamatan korban PK SNE PT Aviation Air di Binuang.

Baca juga: Ketua PKB Tarakan Temui Eks Politisi PAN Bahas soal Pilwali, Pertemuan Dua Sosok Muda Petarung

Jenazah almarhum Kolonel Pnb Bambang Sudewo saat diberangkatkan ke Makassar dari Lanud Anang Busrw, Sabtu (23/3/2024).
Jenazah almarhum Kolonel Pnb Bambang Sudewo saat diberangkatkan ke Makassar dari Lanud Anang Busrw, Sabtu (23/3/2024). (DOKUMENTASI HUMAS LANUD ANANG BUSRA)

Almarhum saat itu bertugas memimpin dan mengerahkan alutsista untuk menuju ke lokasi.

Kemudian Basarnas sebagai leading sector koordinator atau pemimpin komando.

Kolonel Pnb Bambang Sudewo saat itu masih menjabat sebagai Danlanud Anang Busra Tarakan.

"Saya menganggap beliau sebagai suatu panutan. Sebagai orang yang bisa memimpin dengan cara-cara dewasa, kemudian cair, suasananya itu cair banget. Artinya beliau itu fleksibel, beliau orang yang menerima masukan dan mendengar saran siapa saja saat itu," kenangnya.

Setiap saran disampaikan saat empat hari dalam Posko Penyelamatan di Bandara Juwata Tarakan, almarhum sangat menghargai.

Dari sisi pengalaman kata Syahril, mempunya pengalaman yang sama dan dituangkan dalam bentuk masukan demi tercapainya misi penyelamatan.

Ia sendiri juga pernah memimpin misi penyelamatan di Papua begitu juga almarhum.

Dan itu dibagikan bersama, sharing berbagi pengalaman, saling melengkapi kemudian dikolaborasikan bersama seluruh stakeholder yang ada.

Tugas almarhum saat itu adalah dari sisi teknis mengarahkan alutsista aset TNI dan mengambil alih pengarahan alut di lapangan.

Sementara dari sisi regulasi, Basarnas sebagai leading sector yang mengeksekusi, SAR mission koordinator adalah ia sebagai Kepala Basarnas.

"Saya sharing dengan beliau, beliau menerima itu. Tugas evakuasi kecelakaan pesawat adalah leading sector Basarnas sebagai komando. Beliau mempercayakan kami, beliau yang menentukan di mana lokasi yang tepat untuk penyelamat turun ke lokasi saat itu. Tapi karena belia yang dituakan, secara teknis mengambil alih untuk alutsista pesawat yang bergerak kelokasi,"ujarnya.

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved