Berita Ekonomi Terkini

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah Tembus Rp16.220 per Dolar AS, Bank Indonesia Siap-siap Intervensi

Update nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah hingga tembus Rp16.220 per Dolar Amerika Serikat, Bank Indonesia siap-siap intervensi.

Editor: Sumarsono
Kolase TribunKaltara.com / Risnawati dan Kompas.com
ILUSTRASI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus melemah hingga tembus Rp16.220 per Dolar Amerika Serikat, Bank Indonesia siap-siap akan melakukan intervensi. 

"Artinya sekarang kebijakan fiskalnya harus lebih longgar menghindari kebijakan-kebijakan yang menekan konsumsi dan daya beli masyarakat.

Dan kalau melihat kondisi eskalasi di Timur Tengah sebelum perang kan justru kebijakan fiskalnya lebih ketat ya dengan PPN 12 persen, cukai dan lain lain dan ini yang harus dihindari.

Termasuk pembatasan subsidi yang harus dihindari juga. Karena antisipasi harga minyak yang bakal bikkn kenaikan harga BBM," kata Faisal.

Dari sisi moneter kata Faisal harus memperhatikan hal-hal yang bisa menghambat sektor riil terutama tingkat suku bunga.

Jangan sampai nanti apabila The Fed merespon kondisi geopolitik di Timur Tengah dengan menaikkan tingkat suku bunganya pemerintah Indonesia jangan ikutan.

"Tapi lebih mencari cara yang lain. Misal kalau tidak dinaikkan suku bunga jadi pelemahan nilai tukar rupiah.

Maka untuk mengurangi pelemahan tersebut bisa dengan instrumen menggelontorkan cadangan Devisa misalnya. Karena cadangan devisa kita juga cukup banyak.

Baca juga: Lewat Mobil Penukaran Bersama Perbankan, KPwBI Kaltara Kenalkan Program Cinta Bangga & Paham Rupiah

Fiskal dan moneter harus akomodatif jangan sampai daya beli masyarakat terpuruk," kata Faisal.

Pakar Ekonomi Bhima Yudhistira menyebut guna mendukung kebijakan sektor riil harus paralel dengan menekan impor barang pangan dan barang konsumsi.

Hal itu lantaran penyebab melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS bukan hanya perang Iran-Israel saja tetapi juga melemahnya pengaturan impor.

"Barang impor dari mulai beras 3 juta ton, bawang putih sampai terbukanya impor barang lewat e-commerce itu melemahkan sektor riil dan rupiah sekaligus.

Tiap impor pangan pakai dolar AS ya jeblok rupiahnya. Bagaimana sektor pertanian mau produktif, harganya kalah saing dengan impor pangan," ujar Bhima.

Karena itu lanjut Direktur Center of Economic and Law Studies ini kurang lengkap jika hanya jargon mendorong sektor riil tanpa ada langkah nyata membatasi impor.

"Efektifnya ya perketar impor dan perkuat produksi dalam negeri," kata Bhima.(Tribun Network/nis/wly)

Baca juga berita menarik Tribun Kaltara di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved