Berita Nunukan Terkini

Dilaporkan Polisi Lakukan Pelecehan ke Gadis Pemohon KTP, Oknum PNS Disdukcapil Nunukan Membantah

Seorang oknum PNS yang berdinas di Disdukcapil Nunukan, bantah tudingan pelecehan terhadap gadis pemohon KTP (kartu tanda penduduk).

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Febrianus Felis.
Kantor Disdukcapil Nunukan di Jalan Antasari, Kelurahan Nunukan Tengah. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Seorang oknum PNS ( Pegawai Negeri Sipil ) yang berdinas di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Nunukan, bantah tudingan pelecehan terhadap gadis pemohon KTP (kartu tanda penduduk).

Oknum PNS inisial AH itu mengatakan tak pernah melakukan sentuhan fisik sebagaimana pengakuan gadis inisial SU (21) pada awak media, Jumat (10/05/2024).

"Memang betul yang bersangkutan (SU) ada datang ke kantor Disdukcapil dengan tujuan daftarkan diri untuk pembuatan NIK. Dia bawa dokumen berdasarkan KTP orang tua dan paspor mamanya yang ada di Tawau," kata AH kepada TribunKaltara.com melalui telepon seluler, sore.

Namun, AH membantah keterangan SU pada awak media mengenai sentuhan fisik yang dilakukannya pada gadis asal Sinjai, Sulawesi Selatan itu.

Baca juga: Polres Nunukan Lakukan Pemeriksaan atas Laporan Dugaan Pelecehan Oknum PNS ke Wanita 21 Tahun

SU (21) memegang bukti laporannya ke Polres Nunukan, Jumat (10/05/2024), siang, dan Kasat Reskrim Polres Nunukan, AKP Lusgi Simanungkalit.
SU (21) memegang bukti laporannya ke Polres Nunukan, Jumat (10/05/2024), siang, dan Kasat Reskrim Polres Nunukan, AKP Lusgi Simanungkalit. (Kolase TribunKaltara.com / Febrianus Felis.)

"Saya bantah itu. Saya tidak pernah melakukan pelecahan terhadap dia. Baik memegang maupun mencium," ucapnya.

Lebih lanjut AH sampaikan bahwa saat melakukan interview terhadap SU, posisi pintu ruangan kantor dalam keadaan terbuka.

"Jendela juga tidak tertutup gorden. Siapapun dan kapanpun orang bisa masuk. Kalaupun saya melakukan pelecehan, kenapa dia tidak berteriak. Itu di kantor loh. Masa saya melakukan hal tidak senonoh kepada orang," ujarnya.

AH juga membantah soal ancaman akan merobek dokumen kependudukannya apabila tidak bisa menghafal lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

"Tidak pernah saya bilang robek dokumen. Saya bilang masa kamu tidak hafal lagu Indonesia Raya. Kamu lebih hafal lagu kebangsaan Malaysia. Kamu orang Indonesia atau tidak," tambahnya.

AH menuturkan, sebelum melakukan interview lebih dalam mengenai keluarga SU, dia memastikan SU dalam kondisi psikis yang sehat.

"Betul saya melontarkan pertanyaan, kenapa matamu merah. Apakah habis dugem atau sakit. Kalau kita wawancara kan harus dalam keadaan sadar atau sehat. Kata dia, saya sehat saja pak. Terus kenapa matamu merah apakah habis dugem. Tolong jujur. Kata dia lagi, saya habis nonton Drakor sampai jam dua malam," tuturnya.

Kendati begitu, AH membenarkan bahwa dirinya sempat menanyakan ada tidaknya tato pada lengan SU saat interview.

"Betul saya ada minta dia untuk buktikan kalau tidak ada tato pada lengannya. Itupun saya izin dulu dan dia yang tarik sendiri lengan baju itu sampai siku saja. Jangan sampai dia bekerja tidak benar di Tawau. Jangan sampai kami salah memberikan KTP pada orang," ungkapnya.

Baca juga: Dicium dan Diraba, Gadis di Nunukan Akui Dipelonco Hingga Dilecehkan Oknum PNS di Kantor Disdukcapil

Meski begitu, AH katakan dirinya akan siap memenuhi panggilan klarifikasi dari Polres Nunukan mengenai laporan dugaan pelecehan yang mengarah pada dia.

"Saya masih menunggu panggilan polisi. Saya siap kok. Saya tidak akan lari dari masalah yang ada. Saya yakin saya tidak bersalah," imbuh AH.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved