Berita Bulungan Terkini
Produksi Kakao Digenjot, Dua Desa di Bulungan jadi Percontohan: Hasilkan 500 Kg Lebih Tiap Bulan
Desa Pejalin dan Desa Antutan menjadi salah satu penghasil produksi coklat di Bulungan.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Desa Pejalin dan Desa Antutan menjadi salah satu penghasil produksi coklat di Bulungan.
Hingga saat ini, luas area tanam coklat di Desa Pejalin yang masuk dalam tahap pengembangan sekitar 120 Hektar (Ha). Sedangkan untuk luas area tanam yang sudah rutin diproduksi sekitar 10 Ha.
Sedangkan untuk Desa Antutan, total luas area perkebunan coklat mencapai 100 Ha dan luas area tanam yang sudah rutin diproduksi mencapai 80 Ha.
Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Dinas Pertanian Bulungan, Yuniarti menyampaikan, terkait pembinaan kepada para petani kakao telah dilakukan sejak tahun 2022.
Baca juga: Terkesan Kumuh pada Siang Hari, DPRD Bulungan Kaltara Sorot PKL di Jl Pahlawan Tanjung Selor
“Sebenarnya untuk di Desa Pejalin ini, Kelompok Taninnya sudah swadaya sejak 5 tahun terakhir. Totalnya sudah ada 4 kelompok tani, namun yang sudah eksis hingga tahap fermentasi baru 1 kelompok tani,” kata Yuniarti kepada TribunKaltara.com, Rabu (22/5).
Kedua Desa tersebut telah memiliki rumah produksi coklat sendiri. Dimana untuk Desa Pejalin untuk bantuan penggadaan mesin berasal dari Dana Transfer Anggaran berbasis Teknologi (TAKE).
“Iya, kalau untuk Desa Antutan ini pengadaanya dari Dinas Pertanian dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, kalau Desa Pejalin dari Dana TAKE,” jelasnya.
Berkenaan dengan produksi, rumah Produksi Desa Pejalin telah mampu memproduksi coklat hingga tahap ‘bubuk’ dan coklat Batangan. Sedangkan untuk Desa Antutan hingga tahap coklat batang.
“Untuk rumah Produksi Desa Pejalin total ada tujuh unit mesin produksi coklat, kalau Desa Antutan ada empat unit mesin produksi coklat,” paparnya.
Ia mengatakan, bahwa rumah produksi tersebut merupakan aset Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang dikelola oleh kelompok tani wanita. Ia berharap dengan sudah adanya rumah produksi coklat tersebut akan dapat mengakomodir hasil panen coklat para petani.
“Kebanyakan mereka lari kepada tengkulak saat menjual hasil panen, ada yang sampai ke kota Berau,” jelasnya.
Baca juga: Pemkab Bulungan Kaltara Launching Rumah Produksi Kakao, Syarwani: Sudah Pada Tahap Kemasan
Sementara itu, Kepala Desa Pejalin, Abdul Rajak Sulaiman, mengatakan untuk hasil produksi setiap bulannya dapat mencapai setengah ton atau 500 Kg. Dengan total pemanenan 7 Kg setiap kali panen.
“Karena ini masih tahap uji coba, jadi setiap harinnya masih hanya produksi 5 Kilogram (Kg). Tapi sebenarnya untuk targetnya per harinnya itu 10 Kg,” jelasnya.
Untuk harga kakao kering fermentasi biasanya dibandrol dengan Rp 120.000/Kg yang diambil dari para petani. Sedangkan untuk kakao kering tanpa fermentasi dihargai Rp 70.000/Kg dan untuk kakao basah yakni Rp 50.000/Kg.
(*)
| Berikan Panggung Petani Kakao, Bupati Bulungan Inginkan Festival Cokelat jadi Ajang Lomba Antar Desa |
|
|---|
| Cegah Penyakit Zoonosis di Masyarakat, Disperta Bulungan Kaltara Dirikan Pusat Kesehatan Hewan |
|
|---|
| Ikuti UU Desa yang Baru, 61 Desa di Bulungan Kaltara akan Lakukan Perubahan RPJMDes |
|
|---|
| Telan Anggaran Rp 26 M, Jalan dan Jembatan Tanjung Palas–Salimbatu Ditarget Rampung Tahun Ini |
|
|---|
| Sejak 2021 Meningkat Hingga 8.779. 2024 Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah di Bulungan Capai 10.696 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.