Bappeda dan Litbang Bentuk TPPS, Optimalasi Penurunan Stunting di Malinau Kalimantan Utara 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU- Pemkab Malinau melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Litbang akan membentuk membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Malinau, Kalimantan Utara.

Pembentukan TPPS di Malinau dilakukan atas hasil  evaluasi 8 aksi konvergensi stunting Kalimantan Utara. Rencananya TPPS  akan diisi 9 perangkat daerah, termasuk instansi vertikal.

Kepala Bappeda dan Litbang Malinau, Agustinus menyampaikanm pihaknya membentuk TPPS merupakan tindaklanjut rekomendasi 8 aksi konvergensi stunting Kalimantan Utara, untuk dapat membentuk desk atau kelompok kerja penurunan stunting di Malinau.

Rekomendasi 8 aksi konvergensi stunting Kalimantan Utara, salah satunya penguatan manajemen data dan cakupan sasaran untuk memaksimalkan target penurunan angka stunting atau tengkes.

Baca juga: Kalimantan Utara Mulai Intervensi Pencegahan Stunting, Ini Pesan Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang

"Hasil penilaian 8 aksi konvergensi stunting di Kalimantan Utara , ada beberapa masukan, diantaranya manajemen data. Sesuai saran Pak Sekda, kita akan bentuk desk dari 9 OPD termasuk termasuk dari Instansi Vertikal, dari Kantor Kementerian Agama," ujar Agustinus saat ditemui TribunKaltara.com, Kamis (13/6/2024).

Agustinus menjelaskan, 9 perangkat daerah melalui desk khusus akan menyusun basis data akurat untuk ketepatan sasaran penanganan pada masa yang akan datang.

Rapat Optimalisasi Penurunan Stunting dilaksanakan 9 OPD termasuk Instansi vertikal membahas terkait hasil evaluasi penanganan setahun terakhir.

Manajemen data termasuk data sasaran akan dioptimasi sesuau kondisi riil di lapangan.

"Dari 8 aksi, yang lain sudah berjalan baik. Hanya manjemen data yang perlu perbaikan. Ini yang akan kita tindaklanjuti," ungkapnya.

Ada 8 aksi konvergensi stunting, meliputi: analisa situasi stunting, Rencana Kegiatan, Rembuk, regulasi, pembinaan, sistem manajemen data, data cakupan sasaran dan publikasi data, serta review kerja.

(*)

Penulis : Mohammad Supri