Wisata

Belangian, Desa Pindahan dari Kampung Ditenggelamkan untuk Waduk, Kini jadi Objek Wisata Menarik

Desa Belangian sendiri ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak 2012 silam. Ini karena desa itu memiliki kekayaan alam yang menjadi daya tarik wisata.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltara
Desa Belangian Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, salah satu bagian dari situs geopark Meratus. (Tribunkaltara.com/edy nugroho) 

"Masyarakat di sini, mayoritas petani. Mulai dari menanam karet, lombok, hingga padi ladang atau padi gunung," ungkap Aunul Khoir, pembakal atau kepala desa Belangian.

Selain bertani, masyarakat juga memiliki sumber pendapatan lain dari sektor pariwisata.

Desa Belangian sendiri ditetapkan sebagai Desa Wisata sejak 2012 silam. Ini karena desa itu memiliki kekayaan alam yang menjadi daya tarik wisata.

Wisata taman hutan rakyat (Tahura) menjadi yang paling menonjol di Desa Belangian. Ada banyak jenis pohon, dan fauna ada di kawasan hutan yang berada di areal situs geopark Meratus tersebut.  

Salah satunya ada Pohon Binuang berukuran besar. Pohon berusia kurang lebih 70 tahun itu, memiliki tinggi 50-an meter dan diameter sekitar 2,5 meter.

"Ini Binuang Laki. Karena ada akar tumbuhnya," terang Komar, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang bertugas di wilayah Tahura ini.

Selain banyak pohon langka, di Tahura ini juga menyimpan bebatuan purba yang tak banyak ada di wilayah lain.

"Bebatuan di Geopark Meratus ini lebih keras. Dan usianya labih tua, dibanding dengan geopark lain, seperti di Malang," imbuhnya.

Asal Mula Desa Belangian

Desa Belangian, awalnya merupakan area perkebunan karet oleh warga yang tinggal di Desa Kalaan dan sekitarnya yang berada di lembah.

Adalah H Asnawi, saksi hidup asal mula Desa Belangian. Kakek berusia 98 tahun itu menceritakan, dulunya warga desa berasal dari Desa Kalaan.

Kampungnya dulu berada di lokasi Waduk Riam Kanan. Pada Tahun 1965, kampung mereka beserta 7 kampung lainnya, ditenggelamkan akibat proyek Waduk Riam Kanan.

Masyarakat kemudian dipindahkan dan bermukim di dataran tinggi di lokasi Desa Kalaan sekarang dan sebagian lagi bermukim di lokasi Desa Belangian sekarang.

Belangian sendiri dipercaya berasal dari bahasa Suku Dayak yang terbagi menjadi 2 suku kata yaitu Balai yang berarti tempat pertemuan dan Ngian yang berarti makhluk halus.

Jadi, secara utuh nama desa ini didasarkan dengan adanya upacara adat yang diselenggarakan di Teluk Belangian dengan memberikan sesajen berupa pemberian makan hutan dan dilaksanakan setahun sekali.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved