Disdikpora PPU Anggarkan Rp1 Miliar untuk Selesaikan SD 026 Penajam: Tahun Ini Belum Bisa Digunakan

TRIBUNKALTARA.COM, PENAJAM - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga atau Disdikpora Kabupaten Penajam Paser Utara ( PPU ) kembali mengalokasikan anggaran untuk menyelesaikan bangunan SD Negeri 026 Penajam.

Besaran anggaran yang dialokasikan oleh Disdikpora PPU melalui APBD Perubahan 2024 sebesar Rp 1 miliar.

Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri 025 Penajam sementara ini belum dapat ditempati, lantaran ulah kontraktor yang tidak mengerjakan bangunan dengan maksimal, sesuai perjanjian awal.

Kepala Disdikpora PPU Andi Singkerru mengatakan , proses pekerjaan sudah dihentikan kontraktor, padahal progres pembangunan menurut penghitungan Inspektorat PPU baru mencapai 84 persen.

Baca juga: Hadirkan Destinasi Wisata Baru di Penajam, PLN Siapkan Agrowisata Api-api di Beranda IKN

“Penghitungan kami bersama Inspektorat itu baru 84 persen, itu kita akan pastikan lagi di lapangan,” ungkapnya pada Senin (26/8/2024).

Andi Singkerru menjelaskan dalam bangunan terlihat jelas banyak pekerjaan yang tidak selesai dengan baik. 

Mulai toilet yang buntu, letak pendingin ruangan atau AC yang tidak sesuai, pemasangan teralis jendela yang asal-asalan sehingga jendelanya tidak bisa dikunci.

Pun dengan plafon yang rusak dan harus dibongkar ulang untuk diganti.

“Kondisi toilet itu juga harus dibongkar ulang karena tersumbat, saluran airnya juga tidak bagus,” sambungnya.

Sejatinya, pekerjaan yang perlu dilanjutkan bisa diselesaikan dengan cepat, karena beberapa diantaranya hanya berupa finishing atau penyelesaian.

Baca juga: Ditunjuk jadi IKN Nusantara, Bupati Hamdam Harap Proyek BTS Turut Berlanjut di Penajam Paser Utara

Ditargetkan, awal 2025 bangunan sekolah sudah bisa difungsikan, dan aktivitas belajar mengajar tidak lagi menumpang di SD Negeri 003 Penajam.

Andi Singkerru mengakui bahwa orangtua peserta didik sudah banyak yang mengeluh terkait kondisi bangunan sekolah ini.

SD Negeri 003 Penajam cukup jauh, sementara beberapa orangtua peserta didik tidak memiliki kendaraan untuk antar jemput anak ke sekolah .

“Kasian juga saya dengar mereka banyak yang mengeluh,” ujarnya.

(*/adv)
Penulis : Nita Rahayu