Berita Tarakan Terkini

Begini Makna Prosesi Pelarungan Padaw Tuju Dulung dalam Festival Iraw Tengkayu XIII di Tarakan

Padaw Tuju Dulung ini Festival Iraw Tengakyu merupakan pesta laut dalam mengenang kejayaan kerajaan di Tarakan dalam bentuk ucapan syukru kepada tuhan

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Prosesi Padaw Tuju Dulung siap menuju perbatasan darat dan laut di pesisir Pantai Amal Tarakan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN- Prosesi penurunan dan pelarungan Padaw Tuju Dulung di acara puncak Festival Iraw Tengkayu XIII di Pantai Amal Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (6/10/2024) memiliki makna pesta laut dan kenang kejayaan kerajaan Tarakan

Dalam prosesi penurunan dan pelarungan Padaw Tuju Dulung ada 14 orang yang memikul 7 kanan dan 7 kiri perahu dan 24 orang pembawa panji  terdiri dari 12 kanan dan 12 kiri yang berasal dari empat kecamatan di Tarakan yakni Utara, Barat, Tengah daan Timur. Acara pelarungan Padaw Tuju Dulung diiringi 30 orang pemain hadrah dari Kecamatan Tarakan Timur dan 5 orang pawang dari Lembaga Adat Tidung Ulun Pagun Tarakan

"Angka 12 ini menandakan hitungan bulan. Ulang tahun ini banyak filosofis dalam Iraw Tengkayu merujuk ke kalender. Termasuk tujuh artinya tujuh hari dan 12 itu jumlah bulan dan 30 itu mewakili jumlah hari dalam sebulan," ungkap Datu Norbeck, Budayawan Tarakan dan pengarah prosesi pelarungan Padaw Tuju Dulung.

Datu Norbeck mengungkapkan, Padaw Tuju Dulung merupakan perahu dengan bentuk yang khas, di atas perahu terdapat bagian yang menyerupai rumah yang disebut Meligai. Meligai digunakan untuk meletakkan hasil bumi, dan ucapan rasa syukur. 

Baca juga: Warga Antusias Ikut Saksikan Pelarungan Padaw Tuju Dulung, Sengaja Habiskan Waktu di Akhir Pekan

Bentuk haluan padaw bercabang tiga dan  haluan tengah bersusun tiga, haluan kanan kiri masing-masing bersusun dua. Terdapat tujuh haluan dengan maksud jumlah hari dalam seminggu.

Dimana kehidupan manusia berlangsung dari hari ke hari dan seterusnya. Adapun warna perahu terdiri dari kuning hijau dan merah. Haluan perahu yang teratas dan di tengah dan perlengkapan lainnya di atas berwarna kuning. 

Kuning menurut tradisi budaya Tidung berlambang suatu kehormatan atau yang ditinggikan atau yang dimuliakan. Hanya satu haluan berwarna kuning, yang bermaksud bahwa hanya satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Allah SWT sang maha pencipta.

Di atas perahu terdapat lima buah tiang melambangkan solat lima waktu dan merupakan tiang agama Islam. Tiang tersebut adalah tempat mengikatkan atap dari  kain berwarna kuning yang disebut pari pare. Pada tiang kanan terpasang kain kuning ke haluan kanan dan juga demikian ke haluan kiri memanjang turun ke haluan kiri. 

Menurut Datu Norbeck, prosesi penurunan berlangsung lancar. Di akhir acara setelah pelarungan dilakukan Jepen Pagun dan Beselingkung alias tarian bersatu dan menandakan prosesi penurunan padaw tuju dulung selesai dengan baik.

Datu Norbeck Budayawan Tidung 07102024
Datu Norbeck, Budayawan Tidung Tarakan saat diwawancarai media usai pelarungan Padaw Tuju Dulung

Datu Norbeck menjelaskan, Iraw sendiri adalah pesta dalam arti terbatas. Dalam konteks Iraw Tengkayu yang dilaksanakan kemarin bermakna satu perayaan peringatan ulang tahun. Peringatan Ulang Tahun Kota Tarakan diketahui tanggal 8 Oktober. Dan itu hari pengesahan UU menjadi Kota Madya. Namun demikian prosesi Iraw mengikuti kalender air laut. 

Dari sisi budaya Tidung, Iraw menjadi ungkapan rasa syukur dan dalam rangka merayakan ulang tahun. Dari sisi prosesi tidak banyak yang berubah dan pendukung yang banyak. Perahu dilarungkan keluar dari tempatnya kemudian ada pertunjukan tari kolosal sebagai hiburan.

"Kemudian untuk perahu ketika sampai di batas tanah dan air, para panji memencar dan di sana yang memikul masuk ke air sampai sebatas paha. Kemudian mereka letakkan di air diputar ke kiri tiga kali. Itu melambangkan suatu keberangkatan atau kapal siap berangkat," paparnya.

Selanjutnya dilepaskan atau dihanyutkan. Selain menjelaskan jumlah, dari sisi warna Datu Norbeck juga menyampaikan bahwa untuk warna utama ada kuning. Warna teratas dan tertinggi paling dimuliakan. "Kalau warna hijau punya makna keyakinan, atau kepercayaan dan merah itu ketegasan," paparnya.

Ia menyampaikan masuknya Iraw Tengkayu ke dalam Even Kalender Even Nusantara Kemenparekraf RI, tentu ada rasa syukur. Dan pihak berkompeten serta pemangku kepentingan bisa membantu melestarikan dan dikembangkan lebih baik lagi ke depannya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved