Demam Berdarah di IKN

Kisah Pekerja IKN Terpapar DBD: 16 Orang Sekamar Tumbang, Pasien di RSKD Sepaku Sudah Dipulangkan

Kisah pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) terpapar demam berdarah, 16 orang sekamar tumbang, semua pasien di RSUD Sepaku sudah dipulangkan

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
Kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK), tempat tinggal para pekerja proyek di IKN, Sepaku, Kalimantan Timur. Kisah pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara terpapar demam berdarah, 16 orang sekamar tumbang bergantian. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUSANTARA - Kisah pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara ( IKN ) terpapar Demam Berdarah Dengue ( DBD ),  16 orang sekamar tumbang, semua pasien di RSUD Sepaku sudah dipulangkan.

Kisah pilu diungkapkan oleh Sohibul (32), pekerja proyek IKN yang mengaku pernah terpapar penyakit demam berdarah.

Ditemui di ruang 101 salah satu tower di Hunian Pekerja Konstruksi di kawasan IKN, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, ia mengaku pernah mengalami demam tinggi.

Karena merasa lemas dan badannya panas, Sahibul pun terpaksa libur kerja selama sepekan. 

Saat itu, keluhan yang sama juga dialami 15 teman sekamarnya yang kebetulan sama-sama berasal dari Jember, Jawa Timur. 

Jadi 16 orang sekamar bergantian tumbang, karena terpapar demam berdarah.

“Saat itu beberapa teman sudah ada yang dirawat di rumah sakit dan dinyatakan demam berdarah. Intinya hampir bersamaan kami sekamar tumbang karena demam tinggi,” turut Sohibul.

Beruntung, kondisi Sohibul tak separah kawan-kawannya yang lain. 

Kondisi teman-teman sekamarnya sebagian besar harus menjalani rawat inap, dirinya cukup menjalani rawat jalan. 

“Sempat saya dapat infus ketika periksa, tapi tak sempat opname. Saya istirahat di barak dan dirawat oleh kawan lain yang sudah sembuh. 

Intinya kami saling merawat dan saling menguatkan,” kata Sohibul.

Baca juga: Puluhan Pekerja Proyek IKN Terkena DBD, Angka Kasus Demam Berdarah di PPU Tertinggi Kedua Nasional

Masih menurut Sohibul, dari 15 kawan sekamarnya, ada satu orang yang paling parah dan harus opname selama delapan hari. 

Dikemukakan, biaya perawatan salah satu teman tersebut habis Rp 22 juta.

“Alhamdulillah, semua ditanggung perusahaan tempat kami bekerja. Kami hanya mengeluarkan biaya untuk kebutuhan lain-lain selama perawatan di rumah sakit. 

Tapi ya hitungannya susah, karena tak bisa bekerja,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Penajam Paser Utara terdeteksi menempati urutan kedua nasional Incident Rate DBD

Data tersebut diperoleh dari data resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI periode 18 Oktober 2024. 

Dari kisah Sohibul, diketahui bahwa kasus DBD di kawasan IKN sudah berlangsung sejak lama, setidaknya Juni-Juli 2024, kasus DBD sudah banyak ditemukan di sejumlah pekerja IKN.

“Jadi kami kena itu sekira bulan Juni atau Juli 2024. Sebelum dan sesudah itu, sampai sekarang ada saja pekerja yang terkena,” imbuhnya.

Menurut Sohibul, keluhan pekerja seperti dirinya rata rata memang demam tinggi dan lemas serta perut mual. 

Ketika diperiksa ke klinik, diagnosa dokter rata-rata memang demam berdarah.

Diakui Sohibul, berada satu kamar berukuran 6 kali 6 dengan 8 ranjang tingkat mereka harus berdamai dengan keadaan. 

Pola hidup bersih tak bisa diseragamkan lantaran ada 16 orang yang tidur satu kamar yang masing-masing berbeda keinginan.

“Beginilah situasinya, ini masih untung seisi kamar ini berasal dari kampung yang sama. Di tower lain ada yang campur dengan pekerja beda perusahaan yang bahkan tak saling kenal. Ya situasinya tentu beda dengan kami yang satu kampung,” ujarnya. 

Rangga, teman sekamar Sohibul yang kebetulan masih bujang membenarkan keterangan Sohibul. Terkadang kalau sudah malam, mereka menjadi sulit tidur.

Baca juga: Anggota Dewan Ingatkan Bahaya DBD Ancam Masyarakat Kaltim, Desak Pemprov Upayakan Pencegahan Dini

”Pertama merokok di kamar adalah hal yang biasa. Selain itu karena tidak ada hiburan, terkadang kami begadang sampai pagi untuk main game. 

Jadi suasananya kalau malam justru ramai sehingga sulit tidur,” imbuh Rangga. 

Bekerja seharian dengan kondisi badan tidak fit, ditambah dengan begadang menurut Sohibul menjadikan para pekerja mudah terserang penyakit.

“Ya itu konsekuensinya. Tapi bagaimana lagi, kita harus berdamai dengan keadaan. 

Saya yang sudah 7 bulan tak pulang terkadang juga larut dengan apa yang dilakukan kawan kawan dan akhirnya harus dipaksa dinikmati,” kata Sohibul.

Kasus Sembuh

Belasan pasien DBD yang dirawat di RSUD Sepaku semuanya sudah dipulangkan. 

Keterangan ini disampaikan Kepala Bagian Pelayanan Penunjang Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Sepaku dan Tour Plan Diskes Muhamad Rumadi, Senin (4/11).

“Kalau pasien DBD di sini semuanya sudah pulang. Jadi terhitungcsejak Minggu (4/11/2024) kita tak lagi merawat pasien DBD,” kata Rusmidi.

Ia menjelaskan, RSUD Sepaku bukan satu-satunya rumah sakit di sekitar IKN

Untuk itu ia menyarankan agar mengecek di RS Mayapada atau Hermina yang ada di lingkungan IKN.

Terakhir, pada Jumat tercatat ada empat pasien DBD dinyatakan sembuh. Bersamaan dengan itu masuk 10 pasien yang diduga menderita DBD.

Baca juga: Kasus DBD di Kaltim hingga Oktober 2024 Tembus 8.000 Kasus, Tren Peningkatan dari Pekerja IKN Sepaku

Rusmidi, menjelaskan, semua pasien yang masuk dan keluar terakhir adalah pekerja di IKN.

Sementara itu kasus DBD juga terdeteksi di RS Mayapada yang ada di dalam kompleks IKN. Sumber terpercaya di RS tersebut membenarkan bahwa sejumlah pasien DBD keluar masuk dirawat di RS tersebut. 

Bahkan hingga Senin (4/11) rumah sakit tersebut masih merawat tiga pekerja IKN yang menderita DBD.

Sayang Tribun Kaltim tidak berhasil mendapat konfirmasi resmi dari pihak RS Mayapada. 

Terkait hal ini, pihak rumah sakit hanya mengaku sudah melaporkan kasus DBD ini ke Dinas Kesehatan Penajam Paser Utara dan pihak Otorita IKN.

Puluhan pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara ( IKN ) berjibaku melawan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Mereka sebagian dirawat di RSUD Kecematan Sepaku, Penajam Paser Utara.
Puluhan pekerja proyek di Ibu Kota Nusantara ( IKN ) berjibaku melawan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Mereka sebagian dirawat di RSUD Kecematan Sepaku, Penajam Paser Utara. (Tribun Kaltim)

Sudah Tren Penurunan

Update kasus Demam Berdarah Dengue ( DBD ) di IKN, Kalimantan Timur yang menyerang pekerja IKN sudah mulai menurun.

Staf Khusus Kepala Otorita IKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Harrold Yohanes Pantouw mengungkapkan, tren kasus DBD di Kecamatan Sepaku telah menunjukkan angka penurunan.

Berdasarkan data dari beberapa fasilitas kesehatan seperti RSUD Sepaku, RS Mayapada Nusantara, dan RS Hermina Nusantara, puncak kasus terjadi pada Agustus 2024 dengan total 178 pasien.

“Pada Oktober, jumlah kasus menurun menjadi 62 pasien. Hingga 4 November ini, tercatat hanya 2 pasien yang terkonfirmasi,” jelas Troy saat dihubungi Tribunkaltim.co pada Senin sore (4/11).

Lebih lanjut dia memaparkan, sejak Januari hingga Oktober, total kasus DBD mencapai 561 kasus, RSUD Sepaku menjadi penyumbang terbanyak dengan 534 pasien.

Sementara RS Mayapada Nusantara dan RS Hermina Nusantara merawat 27 pasien.

Disinggung mengenai kondisi di kawasan Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) saat ini setelah munculnya kasus DBD tersebut, Troy menyebutkan bahwa lingkungan di kawasan HPK relatif terjaga kebersihannya.

Menurutnya, petugas dari PT Bina Karya melakukan pembersihan rutin terhadap hunian serta fasilitas umum dan sosial.

Meski begitu, dia mengakui bahwa inspeksi jentik nyamuk oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menemukan bahwa beberapa toren air di HPK positif mengandung jentik. 

Tindakan segera dilakukan oleh pihak Manajemen Konstruksi Induk (MKI) dengan menutup toren air tersebut.

“Kondisi proyek konstruksi yang sering melibatkan penggalian dan terisi air saat hujan menjadi tempat potensial berkembangnya nyamuk. Untuk mengatasi hal ini, larvasida telah disebarkan di area-area tersebut,” tambah Troy.

Baca juga: Wabah DBD Ancam Pekerja Proyek IKN di Kaltim, Inilah Langkah-langkah Khusus Dilakukan Otorita IKN

Sebagai langkah proaktif, Otorita IKN telah mengeluarkan imbauan untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pendekatan 3M: Menutup tempat penampungan air, Menguras penampungan air, dan Memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi tempat penampungan air.

Selain itu, kolaborasi antara Otorita IKN, Kementerian Kesehatan, dan Dinas Kesehatan meliputi pelaksanaan fogging di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) serta pemukiman warga di Sepaku

Otorita IKN juga merencanakan penyebaran ikan pemangsa jentik di embung dan kolam di sekitar KIPP dengan dukungan dari IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia).

Tidak hanya itu, Otorita IKN turut menggelar penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis bagi pekerja konstruksi serta masyarakat setempat guna meningkatkan kesiagaan, fasilitas kesehatan berupa dua rumah sakit dan tiga klinik telah dioperasikan di wilayah KIPP untuk melayani para pekerja dan warga sekitar.

Kondisi kamar tempat hunian pekerja IKN. Di apartemen inilah ribuan pekerja IKN tinggal untuk beberapa bulan selama proyek IKN berjalan.
Kondisi kamar tempat hunian pekerja IKN. Di apartemen inilah ribuan pekerja IKN tinggal untuk beberapa bulan selama proyek IKN berjalan. (TRIBUNKALTARA.COM / DWI ARDIANTO)

Dengan langkah-langkah tersebut, Otorita IKN berkomitmen untuk memastikan kesehatan para pekerja dan masyarakat di sekitar IKN tetap terjaga di tengah tantangan pembangunan masif yang sedang berlangsung

Sementara secara terpisah, Manajer Tenan Sosbud HPK 1 IKN Wahyu Alfen, menyampaikan total penghuni di HPK IKN sekitar 11.800 orang.

"Saat ini kurang lebih 11.800 untuk HPK satu dengan empat tapak yaitu 1 A, 1B, 1C, dan site 2," ujarnya.

Para pekerja IKN tersebut dibagi dalam 2 hunian yang mana hunian tenaga ahli sebanyak 3 unit sedangkan sisanya atau sekitar 18 unit lainnya bagi tenaga terampil yang masing-masing memiliki kapasitas yang berbeda-beda.

Baca juga: BPK Endus Ada Masalah di Proyek IKN, Kementerian PU Dapat 51 Rekomendasi: Prosedur Kurang Sesuai

"Total 22 tower, tetapi hanya untuk hunian  21 tower, Kalau untuk tower terampil itu itu kapasitasnya 760 orang sedangkan Kalau tower ahli itu menampung kurang lebih hanya 500 orang, Kamar untuk terampil ukuran 6 dikali 6 dengan 7 hingga 8 ranjang delapan dobel bad atau tingkat, Bednya ada 16 dan juga ada 14 bed," jelasnya.

Dengan banyaknya hunian yang ada dan jumlah penghuni yang cukup banyak sekitar 11.800 an para pekerja, tentu pihak manajemen Tenan Sosbud HPK 1 IKN mempunyai SOP tersendiri sehingga terhindar dari serangan DBD.

"Kalau kami sendiri itu upaya kami fogging dan larvasida kemudian pembersihan kawasan dimana sampah jadi tempat ibarat mungkin disitu ada nyamuk juga. Rutin juga dilakukan pembersihan dilingkungan outdoor dan juga indoor itu terus kami upayakan," ujarnya.

Tidak hanya itu demi kenyamanan penguna air bersih dengan jumlah para pekerja yang cukup banyak pihak Manajemen HPK 1 IKN  melakukan berbagai upaya dilakukan termasuk tidak menyediakan bak kamar mandi untuk menghindari penyebaran DBD. (tribunkaltim/znl/gre/upi)

Baca berita Tribun Kaltara terkini di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved