Berita Malinau Terkini

Apindo Malinau Sebut Tiap Akhir Tahun Harga Semen Naik dan Langka, Begini Penyebabnya 

Ada tiga hal yang menyebabkan harga material konsutruksi salah satunya semen mengalami kenaikan dan langka di Malinau Kalimantan Utara.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI
Ilustrasi, Aktivitas kontruksi di Malinau, Kalimantan Utara 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU- Tiap akhir tahun, bukan hanya bahan pokok saja yang naik di Malinau Kalimantan Utara, tapi juga material kontruksi, salah satunya semen. Akibatnya semen pun langka, karena keterbatasan stok.

Ketua Apindo Malinau, Paul Muregar Lalong mengatakan, penyebab kenaikan harga material konstruksi seperti semen, ada tiga hal. Pertama, pengerjaan proyek pembangunan dari APBD dilakukan tiap akhir tahun di Oktober, November hingga Desember.

"Ini biasa terjadi akhir tahun, karena banyak kegiatan akhir tahun, Oktober-Desember. Keluhan kontraktor material itu sulit, terutama semen, stoknya sangat-sangat terbatas," ungkapnya saat dikonfirmasi TribunKaltara.com, Sabtu (14/12/2024).

Kedua, adalah rantai distribusi. 90 persen material kontruksi ke Malinau diperoleh dari Surabaya menggunakan jalur pelayaran. Bahkan akhir tahun terjadi cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi sehinga pelayaran menjadi terkendala dengan keterbatasan jumlah penyedia jasa, kapal angkut yang sangat terbatas.

Baca juga: Sulitnya Mendapatkan Bahan Bangunan di Krayan Nunukan, Harga Semen Tembus Rp 450 Ribu per Sak

Ketiga, manajemen dan antrean di Pelabuhan Kelapis. Pelabuhan ini menjadi faktor penting dalam roda perdagangan di Malinau.

"Selanjutnya di pelabuhan. Kita sering dapat keluhan di sana dari distributor soal antrean sama Efisiensi waktu bongkar-muat. Di sini, perlu ada manajemen yang perlu dipikirkan solusinya," kata Paul Muregar Lalong.

Menurut Paul Muregar Lalong, fenomena ini harusnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah sekaligus DPRD untuk menjalankan fungsi pengawasannya.

Terkait persoalan di pelabuhan bongkar muat Kelapis, Apindo menyarankan agar mekanisme yang perlu diatur. 

Bukan menambah kapasitas pelabuhan atau sarana pendukungnya, melainkan alur kepelabuhanan. 

Ketua Apindo Malinau 14122024.jpg
Ketua Apindo Malinau, Paul Muregar Lalong saat ditemui di Kantor Dinas Ketenagakerjaan Malinau, Kalimantan Utara,

Seperti menerapkan sistem antrean terbuka berbasis sistem, jadwal pergantian antrean, hingga kapal-kapal yang dibolehkan sandar, prioritas bongkar muat untuk kapal barang pokok dan barang penting.

Selain itu perlu manajemen tarif yang menjamin kepastian hukum bagi penyedia jasa ekspedisi dan distributor. Tarif mulai dari kegiatan bongkar hingga memuat harus dijaga agar tak ada kenaikan harga sepihak.

"Jadi alurnya menurut kami yang perlu. Ini bukan hanya untuk material, karena berpengaruh juga untuk Bapok karena terdampak. Akhirnya harga barang pun ikut naik," kata Paul Muregar Lalong 

Paul Muregar Lalong menambahkan, tentunya persoalan ini harus segera dituntaskan agar tidak terulang la

Seperti yang diberitakan TribunKaltara.com, rapat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Malinau telah menginventarisir persoalan yang sama.

Dalam momen-momen tertentu, aktivitas bongkar-muat yang memakan waktu berhari-hari lamanya menjadikan antrean semakin panjang.

Perwakilan Distributor di Malinau turut mengemukakan kendala yang sama. Diketahui, jumlah kapal angkutan khusus mengangkut komoditas barang penting juga terbatas. 

(*)

Penulis: Mohammad Supri

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved