Jalan Pasar Induk Bulungan Becek dan Berlumpur, Gozali Sebut Telah Koordinasikan dengan Dinas PU

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Akses jalan di wilayah Pasar Induk Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) akan terus ditingkatkan.
 
Pasalnya beberapa jalan di area Pasar Induk Tanjung Selor itu sering dalam kondisi becek dan berlumpur saat hujan turun.
 
Menanggapi hal itu, Kepala UPTD Pasar Induk Tanjung Selor, M Gozali menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, salah satunya Dinas Pekerjaan Umum (D-PU).
 
“Iya terkait dengan akses jalanan ini, Pak Kadis kami yakni Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan ( DKUMPP) Bulungan sudah berkoordinasi dengan Dinas PU,” kata M Gozali, Rabu (5/2/2025).

Baca juga: Harga Daging Ayam di Pasar Induk Tanjung Selor Kaltara Mulai Turun, Sekarang Rp 50.000 Per Kilogram

Sehingga untuk sementara, sembari menunggu kebijakan yang akan dilakukan oleh Dinas PU, pihaknya memilih untuk melakukan langkah inisiatif dengan mengkondisikan parit sekitar area pasar yang dianggap juga menjadi salah satu pemicu genangan air meluap hingga ke jalan.
 
“Jadi untuk sementara kami kondisikan paretnya dulu, ini kami bersihkan. Termasuk parit yang ada di depan Pasar Induk itu sudah kami Atasi dengan melakukan penggalian agar lebih dalam,” jelasnya.
 
Oleh karena itu tugas dan kewenangan pengelola hanya sebatas pengusulan infrastruktur, namun untuk eksekutor sepenuhnya menjadi kewenangan dari PU.
 
“Kalau kami ini hanya mengusulkan, soal iya atau tidaknya tergantung dari dinas. Apakah dananya ada atau tidak, karena untuk perbaikan jalan kan juga tidak sedikit biayanya,” terangnya.

Baca juga: Kebersihan jadi Alasan, Pemkab Bulungan Kaltara Bakal Relokasi RPH Pasar Induk ke Sabanar Lama

“Kalau untuk akses jalanan ini beberapa meternya saja bisa mencapai Rp 100 – Rp 200 Juta loh, makanya saat kita mengusulkan juga harus memahami itu,” tandasnya.

Untuk tahun 2025, kata Gozali akan dilakukan pembangunan pos jaga serta dilakukan pengecoran lahan sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
 
(*)

Penulis : Desi Kartika Ayu Nuryana