Berita Nunukan Terkini

Harga Bahan Pokok Naik dan Jalan Terputus, Masyarakat Krayan di Nunukan Minta Perhatian Pemerintah

Warga Krayan minta perhatian pemerintah karena Jalan penghubung di Krayan Nunukan terputus dan harga bahan pokok pun mengalami kenaikan.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Oktavianus
BANGUN JEMBATAN DARURAT - Warga Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara kembali gotong royong bangun jembatan darurat, Rabu (26/02/2025), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kembali masyarakat di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) meminta perhatian dari Pemerintah. Masalahnya saat ini harga bahan pokok alami kenaikan dan jalan penghubung putus.

"Masalah di Krayan masih kompleks sampai hari ini. Jalan penghubung antar 13 desa di Krayan Selatan menjadi putus. Belasan desa yang dimaksud yakni LG Pasia, Liang Lunuk, Long Budung, Pa Dalan, Pa Urang, Pa Tera, Pa Sing, Long Pupung, Pa Upan, Long Birar, Pa Kaber, Pa Amai, Pa Ibang," ungkap Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli kepada TribunKaltara.com, Kamis (27/02/2025), pukul 10.00 Wita.

Menurut Oktavianus Ramli, jalan di dataran tinggi Krayan sulit diakses kendaraan baik roda dua maupun roda empat saat musim hujan. Bahkan saat hujan turun, jembatan penghubung antara Kecamatan Krayan Tengah dengan Krayan Selatan menjadi putus.

Sehingga mobilitas barang kebutuhan bahan pokok, hasil pertanian warga, dan aktivitas anak-anak ke sekolah jadi terhenti. Belum lagi banjir yang kerap kali membuat sawah masyarakat menjadi gagal panen.

Baca juga: Jalan Nasional Mentarang-Krayan Amblas Selesai Diperbaiki, Arus Lalu Lintas Kendaraan Kembali Normal

"Setiap kali hujan pasti jembatan penghubung hanyut. Mau tidak mau warga di sini gotong royong, swadaya bangun jembatan. Kami sudah sering teriak-teriak minta supaya pemerintah provinsi bangunkan jembatan permanen, tapi tidak juga dilakukan," ucap  Oktavianus Ramli.

Masalah lainnya adalah pemenuhan kebutuhan bahan pokok, termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi warga Krayan yang masih minim.

Pasalnya akses transportasi dari ibukota Nunukan, Tarakan, dan Malinau ke dataran tinggi Krayan masih menggunakan pesawat perintis.

Hal itu membuat kebutuhan bahan pokok warga dataran tinggi Krayan sampai hari ini masih bergantung pada negeri jiran, Malaysia.

"Untungnya Krayan Selatan itu berbatasan darat dengan Sarawak, Malaysia. Sehingga kalau Sembako yang dipasok dari Nunukan, Tarakan, dan Malinau masih kurang, masih bisa ditutupi dari Malaysia. Harganya jauh lebih murah daripada barang yang dipasok dari dalam negeri," ujar Oktavianus.

Baca juga: Atasi Kesenjangan Harga Bahan Pokok di Perbatasan, Bupati Malinau Wempi Luncurkan SOA Barang 

Namun saat ini kata dia, harga bahan pokok di Krayan kembali naik, lantaran minimnya pengusaha lokal yang berbelanja ke Malaysia.

"Harga bensin Malaysia yang awalnya Rp17.000 per liter, sekarang sampai Rp30.000 per liter. Sebenarnya harga BBM di SPBU murah Rp10.000 per liter, tapi sekali datang hanya 900 liter, 800 liter, bahkan 500 liter. Sementara kebutuhan BBM warga itu banyak," tuturnya.

Lanjut Oktavianus,"Saat ini harga gula pasir dijual Rp 30.000 per Kg dari harga normal Rp23.000 per Kg. Telur ayam harganya Rp100.000 per rak," tambahnya.

Selain dari Malaysia, untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di Krayan, pengusaha lokal kadang memasok dari Malinau.

"Kalau pesawat dari Bandara Long Bawan ke Malinau itu 30 menit. Kalau naik motor itu biasanya dua hari lah. Tapi kalau hujan tidak bisa akses darat, karena jalan masih tanah. Kalau bukan kepada pemerintah, ke mana lagi kami mengadu," ungkapnya.

Oktavianus menyampaikan bahwa hari ini berlangsung aksi demonstrasi di Krayan Selatan yang mana masyarakat mendesak Pemerintah pusat untuk menarik kebijakan moratorium dan menjadikan Krayan wilayah DOB (daerah otonom baru).

Jembatan darurat di Nunukan 02 27022025.jpg
BANGUN JEMBATAN DARURAT - Warga Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara kembali gotong royong bangun jembatan darurat, Rabu (26/02/2025), siang.

"Hari ini masyarakat lakukan aski damai yang meminta Pemerintah pusat segera menjadikan Krayan wilayah DOB. Masyarakat di sini, terisolasi sejak negara kita merdeka. Padahal kami juga punya hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya," imbuhnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved