Berita Bulungan Terkini

Ramadan Belum Genap Sepekan, Harga Cabai Rawit di Pasar Induk Tanjung Selor Naik Rp200 Ribu Per Kg

Belum ada satu pekan pelaksanaan bulan puasa ramadhan 1446 Hijriah/2025 berjalan, beberapa harga komoditas di Pasar Induk Tanjung Selor melejit.

Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com / Desi Kartika Ayu Nuryana
HARGA CABAI NAIK – Belum genap satu pekan pelaksanaan puasa ramadhan, harga cabai di Pasar Induk Tanjung Selor melejit tembus Rp 200.000 (TribunKaltara.com / Desi Kartika Ayu Nuryana) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Belum ada satu pekan pelaksanaan bulan puasa Ramadan 1446 Hijriah/2025 berjalan, beberapa harga komoditas di Pasar Induk Tanjung Selor melejit.
 
Salah satunya cabai rawit yang per hari ini Rabu 5 Maret 2025 harga satu kilonya untuk eceran mencapai Rp 200.000.
 
Harga tersebut melejit naik setelah beberapa hari lalu cabai rawit satu kilogram masih di angka Rp 160.000. Kondisi ini sontak menjadi keluhan masyarakat saat membeli cabai rawit di Pasar Induk Tanjung selor.
 
Puji (35) menyampaikan keluhannya tentang kenaikan cabai rawit yang dinilai nya tidak masuk akal. Apalagi bagi nya yang seorang pedagang makanan siap saji.

Baca juga: Harga Cabai Lokal di Nunukan Naik jadi Rp100.000 per Kg, Disdag: Kapal dari Sulsel Hanya Satu

“Astaga sudah tidak bisa berkata-kata, naiknya ampun-ampun padahal baru beberapa hari puasa. Belum nanti pas mendekati lebaran,” ungkapnya, Rabu (5/3/2025).
 
Menurutnya, dengan kenaikan cabai rawit yang cukup signifikan tersebut sangat membebani nya, dimana usaha warung makan miliknya rata-rata menyajikan makanan dengan ciri khas sambal atau pedas.
 
“Menurut kami ini sangat memberatkan. Kan kami jualan makanan siap saji ini rata-rata berbahan dasar cabai ya, terus ciri khasnya pedas jadi bingung bagaimana mencari putaran karena untungnya jauh berkurang,” terangnya.
 
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Ikke (32) seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) yang sering menggunakan cabai sebagai bahan untuk memasak dan membuat sambal.
 
“Pantas saja tadi saya beli cabai Rp 10.000 biasanya bisa dipakai nyambel 5 kali ini tidak sampai, hanya dapat segenggam, gak tau berapa biji saja,” sebut nya.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Malinau Sering Berubah, Bakal Dilaporkan dalam Rapat Pengendalian Inflasi

Ikke berharap kondisi kenaikan harga komoditas, terutama cabai segera dapat ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sehingga tidak membebankan masyarakat.
 
“Iya, sudah pendapatan kita kecil tidak sebanding dengan kenaikan harga barang ini,” tutupnya.
 
(*)

Penulis : Desi Kartika Ayu Nuryana

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved