Berita Nunukan Terkini

Harga Naik, Daya Beli Warga Nunukan Turun, Dampak Inflasi dan Beban Transportasi

Terjadinya inflasi akibat harga naik, membuat daya beli masyarakat Nunukan turun. Berdasarkan data BPS Nunukan masyarakat banyak beli listrik.

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
PASAR TRADISIONAL NUNUKAN - Situasi Pasar Inhutani Nunukan Kalimantan Utara terpantau sepi pembeli pada Rabu (16/04/2025), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN- Lonjakan inflasi yang terjadi di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) tidak hanya dipicu oleh faktor pasokan dan distribusi barang, tetapi juga erat kaitannya dengan pola konsumsi masyarakat dan tingginya biaya logistik di daerah perbatasan.

Berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) 2022, tarif listrik menjadi komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Nunukan

Tak heran jika pergerakan tarif listrik memiliki dampak besar terhadap inflasi maupun deflasi di Nunukan. Terbukti pada triwulan pertama tahun 2025, tarif listrik menjadi penentu utama deflasi dan inflasi di  Nunukan.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan Iskandar Ahmaddien, selain pola konsumsi masyarakat, mahalnya biaya transportasi barang juga menjadi momok tersendiri. 

Baca juga: Maret 2025 Nunukan Inflasi Tertinggi di Kalimantan Utara, Dipengaruhi Tarif Listrik dan Cabai Rawit

"Contohnya pada awal tahun, di Nunukan ada penarikan subsidi transportasi gas elpiji 3 Kg, dapat kita rasakan terjadi kenaikan harga buntut hal tersebut," ucapnya.

Lanjut  Iskandar Ahmaddien"Biaya logistik di Pulau Nunukan sangat sensitif. Begitu ada gangguan atau kenaikan ongkos, harga barang ikut melambung," tambahnya.

Untuk menekan laju inflasi, BPS Nunukan merekomendasikan agar pemerintah daerah bersama TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) lebih maksimal dalam menerapkan strategi 4K yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Jika dilihat dari tahun lalu, pasca Lebaran angka inflasi akan mengalami penurunan. Perlu jadi perhatian khusus bagi para stakeholder inflasi beberapa gejolak di dunia akhir-akhir ini. Seperti pelemahan nilai kurs rupiah, perang dagang AS-China, dan masih banyak faktor pemicu inflasi dari luar yang sekiranya bisa memicu inflasi," ujar  Iskandar Ahmaddien.

Iskandar Ahmaddien menuturkan inflasi berdampak pada daya beli masyarakat. Ketika harga barang dan jasa naik terus-menurus, berdampak pada masyarakat yang berpenghasilan rendah. 

Baca juga: Laju Inflasi Kaltara Maret 2025 di Angka 1,24 Persen, Tertinggi di Nunukan

"Inflasi tinggi bisa langsung menurunkan kesejahteraan warga jika tidak dikendalikan," ungkap Iskandar Ahmaddien.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved