Jemaah Haji Tarakan Berangkat

Kisah Hadija Jemaah Haji Tertua Asal Tarakan, 6 Tahun Cicil Uang Pelunasan Rp20 Juta dari Hasil Tani

Salah seorang jemaah haji tertua asal Tarakan yang berangkat di kloter 6, ada Ibu Hadijah Binti Pou. Ada perjuangan di balik keberangkatannya

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
SIAP BERANGKAT - Ibu Hadijah (kanan) didampingi sang anak, Murni binti Abdullah Sumen berangkat bersama ke Tanah Suci pada Selasa (13/5/2025) besok. TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH 

Di awal mendaftar haji lanjut Murni, seingatnya membayar Rp25 juta untuk DP kemudian melakukan pelunasan.

Total sebanyak Rp57 juta biaya haji yang dibayarkan di keberangkatan haji tahun ini per orangnya.

Perempuan kelahiran Buol, 27 April 1974 ini mengakui, sebenarnya pada waktu tahun 2019, ia sudah mendaftar haji terlebih dahulu dari sang ibunda saat itu,  tiga bulan  setelahnya, ia memberitahu sang ibunda.

"Ibu saya tinggalnya di Sulawesi Tengah tepatnya di Kabupaten Toli-Toli Desa Tinading Dusun Lampasio, jadi memberitahukannya itu via telpon saja. Seminggu kemudian mama berangkat ke Tarakan dan nangis  mengatakan kenapa cuma kau yang haji sementara mama tidak," ungkapnya mengenang.

Karena tak tega, ia pun segera mendaftarkan sang ibu saat itu di tahun 2019. Syukurnya saat itu, masih ada saldo di rekening untuk mendaftarkan sang ibu berhaji karena memang harus membayar biaya saat itu.

"Alhamdulillah masih ada saldo untuk bisa daftarkan mama langsung, tanpa menunggu lama saya telpon teman di Disdukcapil Sulawesi Tengah untuk bisa memindahkan KTP  mama ke Tarakan, di hari itu jg SKPWNI mama terbit dan langsung saya urus ke Disdukcapil Tarakan," ungkapnya.

Dan ia bersyukur, proses administrasi pindah domisili  semua dimudahkan.

Selanjutnya setelah itu, keesokan harinya  langsung ke PMI untuk mengecek golongan darah sang ibu.

"Di hari itu juga saya langsung daftarkan mama di Bank Kaltim Syariah, nah untuk mengumpulkan pelunasan mama saya  menambahkan Rp20 juta, selama beliau sy daftarkan beliau berusaha keras mengumpulkan uang dengan cara bertani," akunya.

Sedikit demi sedikit uang hasil bertani dikumpul sampai bisa menembus Rp20 juta.

Padahal sang bunda saat ini sudah masuk kategori lansia. 

"Meski mama sudah usia lanjut beliau semangat saking kepengennya  mau naik haji," akunya.

Dan semangat sang ibunda juga tampak saat proses manasik. 

Semua rangkaian diikuti tanpa satupun yang tertinggal. 

Di balik itu, ia dan ibunya sempat mendapat musibah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved