Berita Nunukan Terkini

Hingga April 2025 Ada 24 Pasien DBD di Nunukan, 31 Kasus Suspek, Dinkes Imbau Warga Waspadai ini 

Dinkes Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat ada sebanyak 24 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga April 2025.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
HO/ Nur Madia
FOGGING DI NUNUKAN  - Petelaksana fogging di wilayah Puskesmas Setabu Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Foto diambil pada April 2025. (HO/ Nur Madia) 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat ada sebanyak 24 kasus Demam Berdarah Dengue ( DBD ) sejak Januari hingga April 2025. 

Kabar baiknya, seluruh pasien tersebut telah sembuh dan keluar dari fasilitas kesehatan.

Namun memasuki bulan Mei, muncul 31 kasus Suspek DBD yang kini masih dalam pemantauan oleh fasilitas kesehatan (Faskes) yang tersebar di seluruh wilayah Nunukan.

"Sudah sembuh untuk 24 pasien sebelumnya. Untuk 31 Suspek ini, masih dalam pemantauan. Besok baru bisa diketahui hasilnya positif atau tidak. Mereka tersebar di sejumlah Faskes, tidak hanya di RSUD Nunukan," ujar Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Nunukan, Nur Madia kepada TribunKaltara.com, Sabtu (31/05/2025), siang.

Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Kalimantan Timur Meningkat, 18 Orang Meninggal, Tertinggi Kutai Kartanegara 

Menurut Nur Madia, tren kenaikan kasus DBD biasanya terjadi pada Mei hingga Agustus, seiring datangnya musim pancaroba. Cuaca yang berubah-ubah dari panas ke hujan secara tiba-tiba menjadi pemicu berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti, vektor pembawa virus DBD.

"Tahun kemarin pada bulan-bulan ini ada peningkatan kasus. Mudahan tahun ini tidak seperti sebelumnya," katanya. 

Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Nunukan melalui Puskesmas telah gencar melakukan edukasi kepada masyarakat serta pengawasan lapangan melalui surveilans. 

Salah satu upaya utama adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan ajakan untuk melakukan 3M Plus yakni Menguras tempat penampungan air.

Menutup rapat wadah air.

Mendaur ulang barang bekas, ditambah dengan langkah tambahan seperti penggunaan larvasida (abate) bila diperlukan.

"Genangan air di botol, kaleng, vas bunga, bak mandi, atau selokan yang tidak bersih bisa menjadi tempat nyamuk bertelur. Bahkan pakaian basah di sudut rumah juga bisa jadi tempat persembunyian nyamuk Aedes Aegypti," ucap Nur Madia.

Ia juga menekankan pentingnya menguras bak mandi seminggu sekali, dengan menyikat dinding bak untuk menghilangkan telur nyamuk yang menempel.

Kebiasaan ini sangat penting dilakukan, khususnya di musim hujan dan pancaroba.

Fogging tak Sembarangan

Terkait fogging, Dinkes Nunukan bersikap hati-hati. Menurut Nur Madia fogging hanya dilakukan jika ada dua atau lebih pasien positif DBD dalam satu lingkungan.

Baca juga: Dinas Kesehatan PPU Cegah Merebaknya Demam Berdarah di Wilayah Sepaku IKN

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved