Berita Kaltara Terkini
Komisi II DPRD Kaltara Dorong Terwujudnya Swasembada Pangan dan Hilirisasi Pertanian
Rapat kerja ini fokus membahas upaya mewujudkan swasembada pangan dan hilirisasi sektor pertanian di wilayah Kaltara.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar rapat kerja, bersama jajaran pemerintah daerah melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, serta Dinas PUPR Perkim di Tarakan, belum lama ini.
Rapat kerja ini fokus membahas upaya mewujudkan swasembada pangan dan hilirisasi sektor pertanian di wilayah Kaltara.
Anggota Komisi II DPRD Kaltara, Muhammad Nasir kepada wartawan mengatakan, rapat ini digelar sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Pertanian RI, yang menargetkan Kaltara bisa mencapai swasembada pangan pada tahun 2025.
Muhammad Nasir menegaskan, bahwa target tersebut tidak mudah dicapai tanpa perencanaan yang matang dan terukur.
Baca juga: Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali Ikut Panen Jagung di Desa Gunawan, Dukung Program Swasembada Pangan
“Untuk mencapai swasembada pangan di Kaltara tahun ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan semangat semata. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan harus segera menyusun roadmap yang jelas dan komprehensif,” ujar Nasir, Sabtu (07/06/2025).
Menurut Nasir, roadmap tersebut harus mencakup identifikasi komoditas unggulan, lokasi prioritas, estimasi pembiayaan, kebutuhan infrastruktur pendukung, serta pelibatan seluruh pemangku kepentingan dari hulu hingga hilir.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan pentingnya ketersediaan lahan produktif, infrastruktur dasar seperti irigasi dan akses jalan tani, teknologi pertanian modern, ketersediaan pupuk, dan keberadaan penyuluh pertanian lapangan (PPL), sebagai prasyarat utama mendukung program swasembada dan hilirisasi.
Aspek yg terpenting juga adalah kemampuan pemerintah meyakinkan masyarakat bahwa bertani bisa menjadi jalan menuju kesejahteraan.
“Untuk mewujudkan swasembada pangan, maka masyarakat harus banyak yang terlibat. Tapi mereka tidak akan mau bertani kalau tidak ada harapan. Pemerintah harus bisa menunjukkan bahwa bertani itu mudah, ada teknologi, pupuk tersedia, ada pembimbing PPL, harga hasil panen dijaga, dan ada pasar yang menyerap hasil panen,” bebernya.
Nasir menekankan, jika kepercayaan ini tidak dibangun, maka masyarakat akan terus meninggalkan sektor pertanian.
“Di Nunukan misalnya, banyak masyarakat lebih memilih menjadi pembudidaya rumput laut daripada petani sawah. Karena mereka yakin, budidaya rumput laut lebih menjanjikan secara ekonomi. Akibatnya, banyak sawah di wilayah seperti Kecamatan Nunukan Selatan terbengkalai, karena pemiliknya memilih ke laut,” jelasnya.
Anggota dewan asal daerah pemilihan Nunukan itu, mengingatkan kembali agar pemerintah tidak gegabah dalam mencetak sawah baru tanpa kajian.
Banyak program cetak sawah di masa lalu yang gagal karena tidak memperhatikan faktor produktivitas dan keberlanjutan.
Menurutnya, sebelum melakukan cetak sawah, harus ada kajian agroekologi, jaminan irigasi, pendampingan, serta kelembagaan petani yang kuat.
“Kalau tidak produktif dan tidak berkelanjutan, maka lahan hanya akan menjadi lahan tidur. Ini tidak boleh terulang,” tegasnya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Dinas PUPR Perkim
DPRD Kaltara
Muhammad Nasir
Kaltara
Pemprov Usul 60 Persen Kuota Lokal Sekolah Unggul Garuda Bagi Anak Kaltara: Keputusan di Kemendikti |
![]() |
---|
Pemprov Kaltara Rencana Bangun Rumah Sakit Tipe B di Tanjung Selor, Mulai Dekati Kementerian Terkait |
![]() |
---|
Masih Tinggi, Tahun 2025 Angka Pernikahan Usia Dini di Kaltara Capai 26 Persen, Begini Efeknya |
![]() |
---|
Bukan Peristiwa Pertama, Kebakaran di Desa Mansalong Nunukan Kaltara Pernah Terjadi Tahun 2018 Silam |
![]() |
---|
Tiga Besar Pemenang Lomba Puisi Tingkat SMA Sederajat se-Kaltara Diumumkan, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.