Potret Suram Rumput Laut Nunukan
Siasat Bupati Nunukan Irwan Sabri Hadapi Anjloknya Rumput Laut, Intip Peluang Kerjasama
Atasi harga rumput laut yang anjlok, Pemkab Nunukan di Kalimantan Utara akan bekerjasama dengan Pemkab Pinrang di Sulawesi Selatan.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Pemkab Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) sedang berupaya mengatasi anjloknya harga rumput laut yang berdampak langsung pada lesunya perekonomian daerah. Salah satu langkah strategis yang kini ditempuh adalah penjajakan kerjasama dengan Pemkab Pinrang, Sulawesi Selatan.
Bupati Nunukan, Irwan Sabri, menegaskan bahwa meskipun Pemerintah Daerah tidak bisa mengintervensi langsung harga rumput laut, berbagai upaya tetap dilakukan agar stabilitas harga bisa terjaga.
"Pemerintah Daerah memang tidak bisa intervensi harga, tapi kami berupaya melakukan apa yang bisa kami lakukan. Salah satu dari Program 17 Arah Baru Menuju Perubahan adalah menjaga stabilitas harga rumput laut melalui Perda," kata Irwan Sabri kepada TribunKaltara.com, Selasa (17/06/2025), siang.
Irwan Sabri menyebut penjajakan kerja sama ini merupakan inisiasi Pemkab Nunukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Ramai Digeluti Warga Ekonomi Kelas Bawah, Sektor Rumput Laut di Nunukan Belum Mampu Sumbang PAD
Melalui kerjasama antarpemerintah daerah, diharapkan harga rumput laut bisa lebih stabil dan memberikan kepastian bagi para petani.
"Semoga inisiasi kami ini bisa sesuai dengan harapan masyarakat. Saat ini kami dalam proses penjajakan MoU dengan Pemkab Pinrang," ucapnya.
Nantinya kerjasama ini akan mencakup bidang pemerintahan, ekonomi, pembangunan, dan kemasyarakatan, termasuk mendorong kolaborasi antara Badan Usaha Milik Daerah (Perusda) Nunukan dan Perusda Pinrang.
Sementara itu, Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nunukan, Jabbar, menambahkan bahwa ekonomi Nunukan saat ini sedang lesu, salah satunya akibat anjloknya harga rumput laut.
Apalagi sektor rumput laut ini merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di daerah.
Baca juga: Potret Suram Rumput Laut Nunukan Kaltara, Harga Masih Anjlok, Rantai Penjualan Panjang, Untung Tipis
"Produksi rumput laut kita mencapai 8.000 ton per bulan. Tapi apakah PT Kebula Raya Bestari bisa mengakomodasi seluruh hasil panen? Kalau hanya satu pihak, bisa terjadi monopoli. Karena itu perlu ada opsi lain agar harga bisa bersaing," ujar Jabbar.
Jabbar menuturkan bahwa MoU dengan Pemkab Pinrang nantinya dapat ditindaklanjuti melalui skema kerja sama government-to-government (G to G) antara Pemkab Nunukan dengan Pemkab Pinrang.
Selanjutnya menggunakan skema business-to-business (B to B) oleh Perusda masing-masing daerah.
"Pinrang itu salah satu pabrik pengolahan rumput laut terbesar di Indonesia Timur. Dengan MoU nanti rumput laut dari Nunukan bisa langsung masuk ke pabrik di Pinrang," tuturnya.
Jabbar berharap melalui kerja sama ini, menjadi jalan keluar atas permasalahan harga rumput laut yang kian memprihatinkan. Sekaligus membuka peluang penguatan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal.
"Harapannya harga rumput laut bisa lebih stabil dan petani rumput laut tidak lagi dirugikan. Target kami minimal Rp15.000 per kilogram. Kalau itu tercapai, perputaran ekonomi di Nunukan bisa bangkit lagi," tambah Jabbar.
(*)
Penulis: Febrianus Felis
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.