Berita Daerah Terkini

Diterjang Hujan dan Longsor, Wali Kota Samarinda Soroti Stabilisasi Lereng, Tunda Uji Terowongan

Sempat diterjang longsor usai Samarinda diterpa hujan deras, Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengurungkan niat melakukan pengujian Terowongan.

TRIBUNKALTARA.COM
URUNG DITINJAU - Terowongan Selili, proyek infrastruktur pertama di Samarinda yang dibangun dengan APBD, kini hampir rampung dengan progres mencapai 90 persen. Terowongan ini diharapkan menjadi solusi mengurai kemacetan di kawasan Gunung Manggah dan sekitarnya (12/2/2025). (TRIBUNKALTARA.COM/SINTYA ALFATIKA SARI) 

Meski saat itu terjadi longsor, Wali Kota Andi Harun memastikan tidak ada dampak fatal karena potensi tersebut telah diperhitungkan sebelumnya oleh pihak pelaksana.

Bahkan, endapan longsor yang menutup portal sisi Jalan Alimuddin saat ini sengaja dibiarkan agar secara teknis berfungsi sebagai penahan dari bawah.

Orang nomor satu di Samarinda ini menjelaskan bahwa tidak ada yang bisa memperkirakan akan terjadi longsor. Meski demikian, secara teknis sudah diantisipasi oleh penyelenggara penyedia jasa. 

“Kalaupun terjadi longsoran itu tidak menimbulkan hal yang fatal. Sehingga di sisi Alimuddin longsornya itu masih dibiarkan menutup lubang terowongan, karena fungsinya memang itu advice geologi agar bisa menahan dari bawah,” ujar Andi Harun.

Wali Kota Andi Harun menjelaskan, endapan talus tersebut merupakan pergerakan secara gravitasi butiran-butiran sedimen batuan kecil maupun bongkahan bergerak ke arah bawah.

“Kalau ini cepat dibersihkan di bawah, maka yang di atas akan bisa mudah bergerak lagi. Itu betul-betul pertimbangannya secara teknik geologi,” tegas Wali Kota Andi Harun.

Pemerintah Kota menganggarkan sekitar Rp39 miliar dalam APBD Perubahan 2025 untuk pekerjaan fisik stabilisasi lereng, ditambah sekitar Rp2 miliar untuk manajemen konstruksi.

Beberapa metode teknis yang dirancang antara lain shotcrete, rock bolting, serta sistem drainase tertutup yang menghindarkan genangan air di sekitar lereng.

"Pokoknya plus minus dengan MK-nya itu Rp41 miliar. Baru dilakukan namanya stabilisasi lereng. Melakukan perbaikan secara stabilisasi lereng ada beberapa metode. Bisa dengan bolting, bisa juga dengan rectangle wall, bisa juga dengan shotcrete yang disemprot dengan semen itu supaya bisa menahan. Tapi tidak satu-satunya. Itu hanya sementara,” tuturnya. 

"Nanti ketika kita memakai sistem rock bolting, itu pemakaian paku di dalam lereng supaya memperkuat. Di samping tentu pengaturan model drainase, sehingga air ketika hujan datang tidak ada yang tersimpan di kawasan terowongan, semua dibuang keluar. Dan terakhir akan dilakukan revegetasi atau penanaman kembali,” beber Wali Kota Andi Harun.

Sudah Penuhi Syarat Pengujian

Wali Kota Andi Harun menegaskan, badan terowongan telah selesai 100 persen dan secara teknis telah memenuhi syarat komisioning atau pengujian untuk memastikan bahwa semua sistem yang dirancang, dipasang, dioperasikan, dan dipelihara sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Namun, Andi Harun memilih untuk menunda tahapan itu sampai lereng benar-benar aman, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan warga.

Baca juga: Tangani Abrasi di Desa Apau Ping, Pemkab Malinau Bangun Konstruksi Penahan Tebing Cegah Longsor

Kalau rekomendasi teman-teman sebenarnya sudah bisa, tapi Andi Harun yang menahan, jangan dulu. 

Karena Wali Kota Andi Harun menganut prinsip Salus Populi Suprema Lex Esto yakni melindungi keselamatan warga negara adalah hukum tertinggi. Jadi lebih baik kita pelan-pelan, sabar saja. Tapi semua siap.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved