Berita Kaltara Terkini
Merek Beras Oplosan Distop Masuk ke Pasar Induk Tanjung Selor, Pedagang cuma Habiskan Sisa Stok
Peredaran beras oplosan di Pasar Induk Tanjung Selor telah dihentikan, pedagang sebut tak mempengaruhi jumlah permintaan.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Tim Satgas Pengawasan Pangan beberapa waktu lalu telah melaksanakan sidak di Pasar Induk Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, terkait dugaan beras oplosan.
Dalam sidak yang dilaksanakan satu pekan lalu, masih ditemukan merk beras diduga oplosan beredar di pasaran.
Bahkan hampir seluruh pedagang eceran belum mengetahui terkait kasus adanya dugaan beras oplosan yang kini telah dilaporkan ke Kejaksaan Agung dan Bareskrim Polri.
Seminggu berlalu usai sidak pengawasan pangan, sebagian pedagang eceran mengaku tidak lagi menerima distribusi beras yang diduga oplosan seperti merk Fortune, Sawah Jingga, Sawah Panen dan Sawah Hijau.
Meski telah diumumkan oleh Pemerintah berkaitan dengan dugaan beras oplosan, nyatanya sebagian masyarakat masih tetap tutup mata dan memilih membeli beras dengan merek terdaftar sebagai oplosan.
Oplosan yang dimaksud adalah mencampurkan beras premium dengan beras kualitas medium. Sehingga hal ini dianggap merugikan sekaligus melanggar undang-undang konsumen.

Baca juga: Cegah Beras Oplosan Masuk Bulungan, Bupati Syarwani Minta Perketat Pengawasan Distribusi
Tidak Pengaruhi Jumlah Permintaan
Berdasarkan pantauan TribunKaltara.com, tampak beberapa merk beras yang diduga oplosan masih beredar di pasar dan terpampang dengan beberapa beras premium dari merk lainnya.
"Masyarakat masih banyak yang mencari, apalagi ukuran 5 Kg. Ini hanya menghabiskan stok tinggal beberapa karung lagi," kata salah seorang penjaga stand sembako di Pasar Induk yang enggan disebut namanya, Kamis (24/7/2025).
Kondisi serupa juga disampaikan Muhammad Hasbi, seorang pedagang di Pasar Induk Tanjung Selor.
Ia mengatakan isu terkait dugaan beras oplosan justru tidak terlalu memengaruhi jumlah permintaan pembeli.
Bahkan stok beras diduga oplosan yang ada di kiosnya, tersisa satu karung ukuran 10 Kg yang memang sengaja tidak dijualnya karena mengalami kerusakan kemasan (bocor).
"Kalau tidak salah saat sidak kemarin sisa 7 karung, tapi beberapa hari setelah sidak sudah langsung habis. Infonya sih sekarang di agennya itu sudah kosong belum ada lagi," ungkapnya.
Baca juga: Update Beras Oplosan Terbukti, Hasilnya Premium Dicampur dengan SPHP, Uji Laboratorium Kementan
Sebagai pedagang eceran, Hasbi mengaku hanya menjual barang dari distributor yang tidak mengetahui isu dugaan beras oplosan.
"Kami ini pedagang saja, kami dapat dari distributor juga. Tidak mungkin kami mengoplos sendiri, kan itu dikemas tidak mungkin kami buka-buka jahitan kemasannya," ucap Hasbi.
Pembeli tidak sadar beras oplosan
Saat isu terkait dugaan beras oplosan mencuat, banyak masyarakat yang tidak menyadarinya. Muhammad misalnya, mengaku belum lama ini mengonsumsi beras dengan merk fortune yang diduga oplosan.
"Waduh kemarin kami beli merk fortune yang 10 Kg, rugi dong kalau ternyata dioplos dengan beras medium. Tapi kemarin dimasak enak-enak saja," ujarnya.
(*)
Penulis : Desi Kartika Ayu
Bukan Peristiwa Pertama, Kebakaran di Desa Mansalong Nunukan Kaltara Pernah Terjadi Tahun 2018 Silam |
![]() |
---|
Tiga Besar Pemenang Lomba Puisi Tingkat SMA Sederajat se-Kaltara Diumumkan, Berikut Daftarnya |
![]() |
---|
PWNU Kaltara Fasilitasi Pertemuan Pihak Pro dan Kontra akan Hadirnya Habib Rizieq di Tarakan |
![]() |
---|
Momen Gubernur Kaltara Terjun Langsung Hibur Korban Kebakaran Desa Mansalong Nunukan |
![]() |
---|
Kapolda Kaltara Resmikan Gedung RTMC, Siap Pantau Lalulintas, Tilang Elektronik Diberlakukan Oktober |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.