Transaksi Narkoba Kerap Terjadi di Laut Perbatasan RI-Malaysia, Ini Tanggapan Kapolsek Sebatik Timur
Transaksi Narkoba kerap terjadi di laut perbatasan RI-Malaysia, ini tanggapan Kapolsek Sebatik Timur.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Transaksi Narkoba kerap terjadi di laut perbatasan RI-Malaysia, ini tanggapan Kapolsek Sebatik Timur.
Seorang tokoh masyarakat ( Tomas) akui transaksi Narkoba jenis sabu dominan terjadi di wilayah laut perbatasan RI-Malaysia, ini tanggapan Kapolsek Sebatik Timur.
Peredaran Narkoba jenis sabu di wilayah Sebatik bukanlah hal baru. Lantaran kerap kali petugas keamanan baik TNI maupun Polri lakukan penangkapan kurir sabu dengan berbagai modus operandi di wilayah itu.
Baca juga: Bertambah 32, Kasus Positif Covid-19 di Tarakan jadi 932, Pasien Dirawat & Dipantau Capai 398 Orang
Baca juga: Gadis Tangerang Tewas Seusai Kabur dari Majikan di Arab Saudi, Jasad Ditemukan di Dalam Koper
Baca juga: Rawan Dimasa Tenang Pilkada, Danrem 092 Maharajalila Brigjen TNI Suratno: Karena Ada Serangan Fajar
Berbatasan laut dan darat dengan negara tetangga, Malaysia menjadi tantangan bagi aparat keamanan untuk menjaga perbatasan RI-Malaysia dari ancaman peredaran Narkoba.
Seorang Tomas Sebatik Timur, Herman Baco, mengatakan masuknya Narkoba jenis sabu dari Malaysia ke Indonesia melalui Sebatik, kerap kali terjadi.
Menurut, pria yang akrab disapa Herman itu, meskipun pengamanan terus dilakukan TNI dan Polri namun sinergitas antar masyarakat, tokoh agama, dan para guru belum terbentuk secara baik, maka peredaran Narkoba akan sulit diatasi.
"Semua elemen masyarakat, tokoh agama, guru-guru utamanya TNI dan Polri perlu ada sinergitas untuk mencegah itu. Saya sering sampaikan, tingkat kesadaran masyarakat kita lambat dibanding negara maju lainnya, seperti Malaysia dan Australia. Makanya market terbesar nya ada di Indonesia," kata Herman kepada TribunKaltara.com, saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (4/12/2020), pukul 14.30 Wita.
Jangkauan keamanan perbatasan RI-Malaysia yang cukup luas baik darat maupun laut, membuat Pria yang sudah tinggal 41 tahun lamanya di Sebatik Timur itu, mengaku peredaran Narkoba terbilang meningkat pesat.
Bahkan, ia katakan transaksi Narkoba dominan terjadi di wilayah laut dibanding darat.
"Peredaran Narkoba meningkat di wilayah perbatasan ini. Geografis Sebatik berbatasan laut dan darat dengan Malaysia. Perbatasan darat ada 18 patok, jarak antar patok 20 kilo. Itu baru darat belum lagi laut. Aparat keamanan masih minum untuk jangkau semua perbatasan itu. Sungai Melayu itu wilayah Malaysia perbatasan darat, kita baru bisa bergerak untuk amankan kalau sudah masuk wilayah kita," ujarnya.
Herman jelaskan, dari segi ukuran transaksi Narkoba, di darat hanya 5-7 kilogram sabu. Sementara di laut bisa sampai puluhan kilogram.
Selain itu, sebagian besar kurir sabu merupakan warga Sebatik, mulai usia remaja, orang dewasa, bahkan perempuan.
"Sesuai informasi yang saya dapatkan, kalau di darat tidak mungkin bawa banyak, hanya 5-7 kilogram saja. Kalau laut itu puluhan. Yang ditangkap dua hari lalu itu hanya 2 kilogram. Makanya saya selalu sampaikan kepada warga di sini, kita hanya dikorbankan saja," ucap Herman.
Terpisah, Kapolsek Sebatik Timur, Iptu Khomaini, mengatakan meskipun baru 3 minggu bertugas di wilayah perbatasan itu, ia sudah lakukan dua kali penangkapan.
"Saya baru 3 minggu di sini sudah dua kali penangkapan. Sebelumnya 17,5 gram, dua hari lalu 2 kilogram. Intinya saya tidak ada ampun bagi pengedar, bandar maupun kurir. Saya akan berikan tindakan tegas dan terukur untuk siapa saja yang mau merusak masa depan anak bangsa," tutur Iptu Khomaini asal tugas Sumatera Utara itu melalui pesan WhatsApp.