Namun, aspek geologi dapat memberikan informasi terkait daya dukung fisik dan bahayanya sehingga memerlukan mitigasi hingga eskalasi biaya ke depan.
Berdasarkan informasi geologi dan observasi atau pengalaman langsung yang dilakukan Andang Bachtiar, IKN Nusantara masih memiliki catatan dari aspek daya dukung fisik lokasi, yakni minim akuifer air tanah.
Bahkan, kota atau wilayah terdekat dari IKN Nusantara, seperti Balikpapan dan Penajam juga memiliki permasalahan yang serupa terkait sumber air baku.
Kalimantan tidak bebas dari gempa bumi karena terdapat dua patahan besar di wilayah utara, yaitu Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat.
”Banyak lempung mengembang di sana ( IKN Nusantara ). Terdapat pula potensi longsor karena bidang lemah patahan dan kemiringan lereng tinggi mengingat strukturnya kebanyakan patahan naik,” ujarnya dalam webinar bertajuk ”Refleksi Pembangunan IKN dari Perspektif Lingkungan dan Kelembagaan”, Kamis (6/7/2023).
Selain dari aspek daya dukung fisik, lokasi IKN Nusantara juga memiliki bahaya geologi.
Baca juga: Jaga Ekosistem Hutan, Akademisi Usulkan Restorasi IKN Nusantara Sejalan dengan Konsep Forest City
Bahaya tersebut mulai dari banjir, rob, gunung lumpur, gas dangkal, tsunami longsor bawah laut Selat Makassar, kebakaran hutan, serta dampak dari eksplorasi dan produk minyak atau batu bara.
Andang Bachtiar menekankan, wilayah di Kalimantan memang bebas dari gunung api. Namun Kalimantan tidak bebas dari gempa bumi.
Pasalnya, terdapat dua patahan besar di wilayah utara yaitu Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat.
Meski aspek geologi ini sangat penting dalam pembangunan IKN Nusantara, Andang Bachtiar menyebut bahwa ahli geologi belum pernah dilibatkan saat pemilihan lokasi IKN baru di Kalimantan Timur.
Bahkan, perwakilan dari ikatan ahli geologi Indonesia juga tidak diundang dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang IKN.
“Badan Geologi juga tidak masuk dalam struktur besar perencanaan. Padahal, kita perlu melihat apa yang kita pijak dan di dalam Bumi ini sebelum lebih jauh melangkah,” katanya.
Sebagai catatan ke depan, Andang Bachtiat mendorong agar Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dapat berperan lebih signifikan guna pembangunan IKN Nusantara lebih optimal dari berbagai aspek khususnya geologi.
Struktur Badan Geologi juga harus diperkuat dan ditingkatkan agar bisa mendukung proyek penting masa depan seperti IKN Nusantara.
Dosen Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Saut Aritua Hasiholan Sagala mengatakan, mempertimbangkan aspek geologi memang sangat penting dalam implementasi pembangunan IKN Nusantara.