Berita Bulungan Terkini

Soal Penyebab Dugaan Keracunan MBG Siswa SMAN 1 Tanjung Selor, Dinkes Bulungan Tunggu BPOM

Dinkes Bulungan masih tunggu hasil pemeriksaan BPOM terkait penyebab siswa SMAN 1 Tanjung Selor keracunan makan bergizi gratis.

Penulis: Edy Nugroho | Editor: Cornel Dimas Satrio
ARSIP - TRIBUNKALTARA.COM
TUNGGU PEMERIKSAAN BPOM - Arsi[ foto Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan, Imam Sujono. Dinkes Bulungan masih tunggu hasil pemeriksaan BPOM terkait penyebab siswa SMAN 1 Tanjung Selor keracunan makan bergizi gratis, Kamis (25/9/2025). 

Kepala SMAN 1 Tanjung Selor, Didik Sukanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden tersebut.

"Kemarin, dua siswa sempat masuk rumah sakit karena muntah dan pusing. Hari ini, keduanya belum masuk sekolah," kata Didik, Selasa (23/09/2025).

Ia menjelaskan, kejadian bermula sekira pukul 12.00 Wita saat para murid menyantap MBG.

Setengah jam kemudian, sejumlah siswa mulai muntah, sakit perut hingga pusing.

"Beberapa murid sempat dirawat di UKS. Dua orang dilarikan ke rumah sakit, sementara yang lain ada yang pulang terlebih dahulu," ungkapnya.

Pihak sekolah, tidak berani memastikan penyebab sakit yang dialami siswa.

"Untuk dua orang murid, kami belum bisa memastikan apakah karena keracunan atau sebab lain. Belum ada informasi lebih lanjut dari rumah sakit," ujarnya.

Didik mengaku sempat menanyakan kondisi salah satu murid yang mengalami sesak napas.

"Yang bersangkutan mengaku pernah beberapa kali mengalami hal serupa sebelumnya. Tetapi kami tidak bisa menyimpulkan apakah itu asma atau penyebab lain," jelasnya.

Selain itu, berdasarkan laporan di lapangan, menu nasi goreng MBG yang dikonsumsi siswa disebut keras dan sedikit berlendir. 

"Tetapi, saya tidak bisa menyimpulkan apakah itu basi atau tidak, karena waktu itu menunya nasi goreng," bebernya.

Didik menegaskan, sejak awal program MBG sudah melakukan pendataan siswa yang memiliki alergi tertentu.

"Kalau ada murid alergi telur, tentu tidak diberikan telur. Begitu juga dengan ikan dan bahan lain," tegasnya.

Didik memastikan, seluruh biaya pengobatan siswa yang dirawat di rumah sakit ditanggung sepenuhnya oleh penyedia jasa penyelenggara makanan (SPPG).

"Jadi tidak ada biaya yang dibebankan ke orang tua siswa," pungkasnya.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved