Berita Bulungan Terkini

Cerita Dewi Tenaga Pendamping ODHIV: Mereka Butuh Teman dan Dukungan untuk Kuatkan Mental 

Begini cerita Dewi relawan pendamping bagi pasien HIV/AIDS di Bulungan Kalimantan Utara . Ia mengatakan, pasien wajib minum obat.

|
Penulis: Edy Nugroho | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM
AWAS BAHAYA HIV/AIDS -;Dewi, pendamping pengidap HIV berbincang dengan Tribun Kaltara, Selasa (28/10/2025). 

"Waktu itu uang nipis, ada mobil tapi BBM-nya pas-pasan. Kami pun nekat pergi ke Sekatak, dengan bekal mie instan untuk makan di perjalan. Alhamdulillah bisa kami ambil, dan kita bawa ke rumah sakit," kenangnya.

Hal terpenting yang harus dilakukan terhadap rekan pengidap HIV adalah, dukungan mental. "Percuma dia rutin minum obat, kalau stres, putus asa. Yang ada mereka akan drop, dan itu bahaya bagi penderita HIV. Makanya harus ada pendamping yang menguatkan mentalnya," kata Dewi lagi.

Dewi pendamping HIV 02 29102025.jpg
AWAS BAHAYA HIV/AIDS -;Dewi, pendamping pengidap HIV berbincang dengan Tribun Kaltara, Selasa (28/10/2025).

Tiap hari Dewi harus mendampingi pasien yang didampingi. Meski tidak harus bertemu langsung, komunikasi dan interaksi lewat pesan singkat, maupun telepon selalu dilakukan.

"Mereka harus selalu didampingi, dikuatkan mentalnya. Karena terkadang stigma timbul bukan dari orang lain. Namun juga dari dirinya sendiri. Merasa terasingkan, putus asa, takut dan lainnya. Itu harus dihilangkan. Caranya dengan selalu kita berikan support, kita ajak bicara. Kita harus menjadi teman curhatnya," kata Dewi lagi.

Diungkapkannya, HIV/Aids memang tidak ada obatnya. Namun bagi pengidap dapat bertahan hidup, dengan rutin minum obat, serta selalu menjaga kondisi kesehatan maupun mentalnya. Serta selalu diyakinkan untuk percaya diri.

“Kita selalu ingatkan (minum obat ARV/ Anti Retrovirus). Jika kondisi pasien yang lagi tidak memungkinkan untuk mengambil obat ARV, terkadang saya selaku pendamping harus mengantarkan obatnya ke rumahnya. Meski rumahnya ada yang  di pelosok kecamatan," ungkap nya.

Sedangkan untuk sukanya, kata Dewi, hari merasa senang jika melihat pengidap HIV bisa tetap ceria, percaya diri. 

"Ada kebahagiaan juga, kita bisa lebih kenal dengan ODHIV dan keluarganya. Terlebih lagi bisa mengedukasi ODHIV untuk tidak berperilaku menularkan," ujarnya.

PENGIDAP HIV MENINGKAT 

Di Kabupaten Bulungan sendiri, hingga Juni 2025, tercatat ada 300 lebih orang terpapar penyakit HIV/AIDS. Sebuah  fenomena yang mengkhawatirkan. Apalagi kata Dewi, jumlahnya cenderung mengalami peningkatan tiap tahun. 

Dijelaskan, orang yang mengidap HIV memiliki gejala umum, mengalami diare terus menerus, serta berat badan yang menurun drastis.

"Namun bukan berarti orang yang kurus itu, pengidap HIV. Semua hanya bisa terdeteksi melalui tes darah," ujarnya.

Pihaknya, bersama Dinas Kesehatan selalu berupaya mencegah penyebaran HIV. Yakni melalui penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat, tentang bahaya HIV dan bagaimana pencegahannya.

Dewi mengatakan, HIV/AIDS tidak mengenal usia. Siapa pun bisa terkena. Hanya saja ada beberapa kalangan yang sangat rentan tertular. Yaitu pelaku seks bebas, pemakai narkoba, serta kalangan LGBT (lesbi, gay, biseksual dan transgender). Utamanya lagi pelaku LSL atau pelaku seks lelaki dengan lelaki.

(*)

Penulis: Edy Nugroho

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved