Berita Kaltara Terkini
Belum Ditemukan Kasus Rabies di Tana Tidung Kaltara, Vaksinasi Hewan Terus Dilakukan Setiap Tahun
Di Indonesia termasuk di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara ( Kaltara ) hampir setiap rumah memiliki hewan peliharaan terutama kucing dan anjing.
Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Di Indonesia termasuk di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara ( Kaltara ) hampir setiap rumah memiliki hewan peliharaan terutama kucing dan anjing.
Sayangnya hewan kaki empat bertaring ini juga sering kita jumpai berkeliaran liat di lingkungan sekitar dengan kondisi memprihatinkan tanpa pemilik.
Kondisi ini tentunya harus menjadi kewaspadaan bagi masyarakat mengingat anjing maupun kucing serta beberapa jenis hewan lainnya dapat menularkan virus rabies.
Meskipun rabies umumnya ditemukan pada hewan liar, bukan berarti hewan peliharaan tidak dapat menularkan penyakit berbahaya ini.
Baca juga: Dinkes Tana Tidung Tagani Tiga Kasus Gigitan Hewan dalam Sebulan, Hanna Juniar: Bukan Rabies
Sehingga ada baiknya hewan peliharaan pun rutin diperiksa dan diberikan vaksin rabies.
Terkait dengan kasus rabies, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kabupaten Tana Tidung memastikan hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus hewan yang terdeteksi rabies di wilayah setempat.
Meski demikian, vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan tetap rutin dilakukan setiap tahun untuk mencegah potensi penularan.
Plt Kepala UPT Puskeswan Tana Tidung, Sigit Joko Sarjono, mengatakan kegiatan vaksinasi rabies dilaksanakan secara berkala satu kali dalam setahun.
Pada Oktober lalu, bertepatan dengan Bulan Bakti Peternakan, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan ( DPPP ) Tana Tidung melalui UPT Puskeswan melaksanakan vaksinasi terhadap puluhan hewan peliharaan.
“Kita biasanya rutin setiap satu tahun sekali lakukan pemberian vaksin rabies, dan di bulan Oktober kemarin bertepatan dengan Bulan Bakti Peternakan, kita laksanakan pemberian vaksin rabies kurang lebih 30-an dosis,” ujar Sigit kepada TribunKaltara.com, Senin (3/11/2025).
Pelaksanaan vaksinasi dilakukan tidak hanya dengan membuka pos Keswan tapi juga langsung mendatangi rumah-rumah warga yang memiliki hewan peliharaan baik kucing maupun anjing.
“Pemberiannya kita lakukan ada yang door to door, ada yang dilaksanakan di pos keswan, dan ada juga masyarakat yang langsung membawa hewannya ke kantor DPPP,” jelasnya.
Menurut Sigit, pemberian vaksin difokuskan pada hewan yang masih bisa terdeteksi kepemilikannya, seperti kucing dan anjing peliharaan.
Sementara itu, populasi anjing liar di Tana Tidung menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pencegahan rabies.
“Kalau anjing kan cenderung hewan liar ya di KTT, jadi sudah tidak lagi terdeteksi siapa pemiliknya. Kalau kucing Insya Allah masih bisa kita deteksi dan kita tangani, sama juga dengan anjing yang jelas siapa pemiliknya,” tuturnya.
Dari hasil pengawasan sementara, Sigit memastikan belum ada hewan di Tana Tidung yang terindikasi rabies.
Namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap gigitan hewan, terutama yang tidak dikenal.
“Untuk sementara ini belum kami temukan kasus hewan yang terdeteksi rabies dan mudah-mudahan tidak ada,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui masih terdapat kasus gigitan hewan yang dilaporkan, meski tidak terkait dengan rabies.
“Kalau kasus gigitan memang ada, tapi bukan rabies. Bisa jadi anjing beranak atau sedang siaga, jadi cenderung galak. Untuk data kasusnya itu di Dinas Kesehatan,” tambahnya.
Sigit juga menjelaskan, setiap kasus gigitan hewan akan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis terhadap pasien serta observasi terhadap hewan yang menggigit.
“Kalau sudah digigit, pasiennya akan diperiksa. Sementara hewannya, baik anjing maupun kucing, akan kami amati gejalanya,” ujarnya.
Adapun ciri-ciri hewan yang terinfeksi rabies umumnya menunjukkan perubahan perilaku yang agresif, mengeluarkan air liur berlebih, dan posisi ekor yang menurun.
Namun, Sigit menegaskan bahwa tidak semua hewan yang agresif berarti terjangkit rabies.
“Biasanya gejalanya itu agresif, mengeluarkan liur berlebih, dan ekornya kebawah. Tapi anjing yang galak belum tentu rabies, bisa saja baru beranak jadi agresif. Jadi harus dilihat lagi apakah ada gejala lain yang menyertai,” jelasnya.
Baca juga: Penyakit Rabies Bermunculan di Indonesia, DPKP Kaltara Bakal Galakan Vaksinasi ke Hewan
Ia menambahkan, sebagian besar hewan yang berpotensi menularkan gigitan di wilayah Tana Tidung merupakan hewan liar.
Karena itu, masyarakat diimbau untuk menghindari kontak langsung dengan hewan yang tidak diketahui asal-usulnya.
“Kebanyakan itu hewan-hewan liar, jadi sebaiknya warga tetap waspada dan kalau ada kasus gigitan segera lapor agar bisa ditangani,” pungkasnya.
(*)
Penulis : Rismayanti
| Digelar Siang Ini, Berikut Peserta Final Lomba Perahu Dayung di Tanjung Selor Bulungan |
|
|---|
| Serunya Funny Halloween di Luminor Hotel Tanjung Selor |
|
|---|
| Benuanta Fest 2K25 Resmi Dibuka, Lomba Pacu Jalur di Festest On Kayan River Agenda Paling Ditunggu |
|
|---|
| Benuanta Fest 2K25 Mulai Digelar, Ribuan Peserta Semarakkan Karnaval HUT ke-13 Kaltara |
|
|---|
| Fastest on Kayan River, Awali Benuanta Fest 2K25, Gubernur: Potensi jadi Ikon Pariwisata di Kaltara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Plt-Kepala-UPT-Puskeswan-Tana-Tidung-Sigit-Joko-031125S.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.